Manado, BeritaManado.com – Sorotan publik terhadap kinerja Tim Seleksi (Timsel) KPU Sulut terkait hasil psikotest calon anggota KPU, kian tajam.
Hal ini tak lepas setelah beredarnya dokumen hasil pemeriksaan psikotest di media sosial serta adanya protes dari calon anggota KPU Sulut yang dinyatakan gugur oleh tim seleksi.
Agar tidak menimbulkan kegaduhan serta terbangun opini negatif terkait rekrutmen serta integritas calon anggota KPU Sulut maupun Timsel, Pakar Hukum Sulawesi Utara, Toar Palilingan menghimbau agar secepatnya Timsel KPU Sulut dapat buka suara.
“Sudah sepatutnya Timsel menjelaskan dasar pengambilan keputusan mengapa seperti itu karena kalau masing-masing Timsel memberi penjelasan yang isinya berbeda-beda justru semakin membuat suasana lebih tidak pasti,” ujar Palilingan, menjawab BeritaManado.com, Selasa (3/4/2018).
Palilingan menyarankan sebaiknya Timsel memanggil peserta test yang merasa dirugikan untuk menjelaskan alasan-alasan mengapa ada 5 peserta test yang nilainya berada di luar 20 besar dimasukan dalam 20 besar saat pengumuman hasil test.
“Hal ini penting dilakukan mengingat peserta tersebut keberatan dengan keputusan Timsel serta telah membuat pernyataan ke publik lewat media cetak maupun media online serta media sosial lainnya. Agar publik juga bisa menilai bahwa Timsel bekerja profesional dan sudah sesuai ketentuan atau sebaliknya,” ujar akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Toar Palilingan juga membagikan pengalamannya ketika menjadi Timsel KPU.
“Kalau pengalaman saya sebagai Timsel, kami Timsel sepakat dulu tegakkan sistem serta aturan tanpa melihat orang. Kalau perlu gunting namanya dan diberi kode saja sehingga ketika ranking dilakukan dan sudah tersusun, baru nama-nama dimasukan dan langsung di tandatangani semua anggota tim sesuai kesepakatan. Mungkin untuk Timsel sekarang berbeda pendekatannya,” tutup Palilingan.
(Finda Muhtar)
Baca juga: