Bitung – Dibalik kesuksesan jajaran Polres Kota Bitung mengungkap sebuah kasus menyimpan sejumlah kisah suka dan duka yang tentu tak diketahu publik. Publik hanya tahu saat para pelaku atau tersangka pelaku kejahatan telah dijebloskan ke terali besi, tapi tak tahu bagaimana perjuangan para anggota kepolisian yang tergabung dalam Buser bisa menangkap para pelaku.
Kurang tidur, itulah salah satu bagian dari kisah sukses para anggota Buser kala berhasil memecahkan kasus dan menangkap pelaku. Tak hanya itu, waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan setiap hari tak pernah libur untuk mengejar dan mengungkap kasus. Bahkan kerap kali para anggota Buser tak mandi dan ganti baju serta makan apa adanya demi pengejaran tersangka.
Contohnya dalam pengungkapan kasus dan pengejaran tersangka pembunuhan karyawan bagian Coffe Shop Hotel Nalendra Aertembaga Kota Bitung, Marlin Yakob (33) yag tak lain adalah AAJ alias Aco (39) yang sama-sama warga Kelurahan Batu Lubang Kecamatan Lembeh Selatan.
Para anggota Buser mengaku sempat hanya makan ubi rebus dan mie instan kala mengejar palaku di wilayah perkebunan di Kombi. Itupun makanan hanya pemberian dari oknum Lurah Kombi bernama Manapo. Namun hasilnya nihil karena Aco tak ditemukan kedati beberapa hari petugas menyisir areal perkebunan yang berbukit-bukit.
“Lelah dan kurang tidur semenjak Kapolres memerintahkan untuk segera mengungkap kasus tersebut serta menangkap pelakunya,” kata salah satu anggota Buser Polres Bitung yang identitasnya dirahasiakan, Kamis (9/1/2014).
Ia menuturkan, kisah perburuan tersangka pembunuhan Marlin ini bermula ketika Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono SIK sekitar tanggal 3 Januari mendapati tanda-tanda jika Aco yang sehari-hari menggunakan perahu katinting bolak-balik Ruko Pateten-Pulau Lembeh tiba-tiba menghilang.
Ditambah lagi informasi dari masyarakat soal Aco yang tak pernah kelihatan semenjak jenasah Marlin ditemukan mengapung di perairan Madidir. Beberapa anggota Buser dan intel kemudian mencari keberadaan Aco serta mengawasi gerak-geriknya.
“Kami sempat bertemu dengan tersangka di Batu Lubang dan melihat sejumlah bekas cakaran di bagian leher dan wajah,” katanya.
Saat itu, kata dia pihakya tak langsung mengamankan Aco karena belum memiliki bukti kuat dan hanya menjadikan informasi tambahan soal luka bekas cakaran di bagian leher dan wajah. “Setelah info tersebut disampaikan ke kantor, disimpulkan untuk mengorek keterangan dari Aco perihal luka cakaran di leher dan wajahnya,” katanya.
Namun sekitar tanggal 7 Januari ketika pihaknya akan menemui Aco, ia telah melarikan diri tanpa alasan yang jelas. Mengetahui Aco telah melarikan diri, petugas kemudian melakukan penggeledahan di atas katinting miliknya. Hasilnya sangat mengejutkan karena ditemukan bekas rambut perempuan yang diduga rambut miliki korban.
“Kapolres langsung membentuk tim untuk mengejar Aco karena kuat dugaan dialah pelakunya,” katanya.
Tim pertama kata dia menuju Kelurahan Batu Lubang dipimpin Kasat Sabhara Polres Kota Bitung, AKP Suntaka, tim kedua menuju Kelurahan Paudean dipimpin Kasat Reskrim, AKP Rivo Malonda. Tim ketiga ke Kema dan Kombi dipimpin Ipda Edi Suyanto bersama Iptu Frelly Sumampouw yang juga menjabat Kapolsek Bitung Timur.
Khusus untuk tim ketiga kata dia, ada sekitar 30 anggota Reskrim dan Sabhara berpakaian preman melakukan penyisiran di wilayah perkebunan Kema dan Kombi. Dan tim inilah kata dia yang meneruskan pengejaran ke Manado tepatnya di wilayah Sindulang Kecamatan Tuminting Manado ketika mendapat kabar tersangka ada disana.
“Aco berhasil diamankan ketika akan melarikan diri ke Ternate dan ketika ditangkap ia mengakui telah membunuh Marlin dan langsung kita bawa ke Polres Bitung,” katanya.(abinenobm)