Bitung – Siska (19) terpaksa melaporkan pria yang selama ini dicintainnya, FR alias Bian (21) warga Kelurahan Kadoodan Kecamatan Madidir karena telah mencampakkannya. Padahal karyawan sawasta ini sudah merelakan semuanya untuk Bian karena diiming-imingi akan dinikahi, namun malah meninggalkannya.
Siska menuturkan, ia mulai menjalin hubungan pacaran dengan Bian yang tak lain adalah anak salah satu kepala SKPD di jajaran Pemkot Bitung pada tahun 2013 lalu. Sejak saat itu, tepatnya tanggal 11 Maret 2013, Siska dan Bian melakukan hubungan badan di rumah sepupu Bian di Kelurahan Manembo-nembo Tengah Kecamatan Matuari.
“Tanggal 17 Juli 2013 saya merasakan gejala hamil dan memberitahu kepada Bian. Dia langsung membelikan test pack dan hasilnya saya positif hamil,” kata Siska.
Mengetahui Siska positif hamil, Bian tidak mau bertanggungjawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungan. Ia menolak, tapi satu minggu kemudian, tepatnya tanggal 25 Juli 2013, Siska mengalami pendarahan dan sesak napas sehingga harus dilarikan ke RSU Budi Mulia Bitung untuk dirawat.
“Ketika dirawat, Bian masih sempat datang menemani,” katanya.
Akibat pendarahan itu, kata Siska, dokter menyimpulkan janinnya berada di luar kandungan dan sudah mengalami pendarahan sehingga harus segera dioperasi sesuai hasil USG. Operasi pun dilakukan namun ia harus kehilangan salah satu organ tubuhnya, yakni tuba kiri atau saluran uterus karena janinnya bertumbuh di tuba atau di luar kandungan.
“Biaya operasi sebesar Rp15 juta saya yang tanggung,” katanya.
Kejadian itu berusaha disembunyikan Siska, tapi lama kelamaan kedua orang tuanya tahu. Kemudian ditemani sang ibu, Siska menemui Bian dan menyatakan siap mengganti seluruh biaya rumah sakit. Dan dihadapan kedua orang tua Siska, Bian meminta maaf atas perbuatannya serta berjanji untuk menikahinya.
Mendapat janji akan dinikahi, Siska dan keluarganya luluh dan membiarkan kedua sejoli itu tetap menjalin hubungan. Tapi rupanya, Siska dan Bian kembali malakukan hubungan badan hingga kembali hamil sampai tiga kali.
Tapi setiap dimintai tanggungjawab, Bian selalu menghindar hingga Siska memberanikan diri menemui kedua orang tua Bian. Tapi bukannya mendapat restu, kedua orang tua Bian hanya memberikan uang Rp10 juta sebagai pangganti biaya rumah sakit dan tetap menolak untuk menikahkan mereka.
Lebih ironinya lagi, Bian mulai menghindar ketika dirinya menuntut janji menikahinya. Malah, pada pertengahan Januari 2014 Bian mencampakkannya dengan mengatakan dirinya sudah bosan berhubungan dengannya. Dan awal bulan Apri, anak kepala SKPD itu berangkat ke Jakarta untuk menghindari korban.
“Saya tidak akan memaafkan lagi perbuatannya. Saya ingin dia masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatan karena saat ini saya sudah cacat,” kantanya sambil menyeka air mata.(abinenobm)