Manado – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manado, bekerjasama dengan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulut, sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD), guna memperinggati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2017, dengan tema: “Kontemplasi Penghayatan Pengalaman Pancasila sebagai Dasar Ideology dan Pandangan Hidup Bangsa” (membedah kelalaian, system ataukah amnesia sejarah), di Rumah Kopi Billy (RKB) Megamas, Sabtu (20/5/2017).
Acara dibuka Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Sulut, Steven Liow, dirangkaikan grand launching lembaga kajian pemilu, demokrasi dan kebijakan publik GAMKI Sulut yang diketuai Erick Kawatu.
Terungkap di FGD, kondisi sekarang atau sebagian presepsi masyarakat cenderung tidak lagi menghayati Pancasila.
“Padahal Pancasila merupakan perekat ideologi bangsa, melalui FGD ini dapat mengembalikan persepsi positif Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia,” ujar Erick Kawatu yang juga Ketua KNPI Manado.
Sementara narasumber lainnya, Johny Suak, menjelaskan posisi masyarakat tidak lagi pada tataran amnesia sejarah, karena ada kesalahan sistem, sehingga Pancasila sudah tidak lagi menjadi pedoman kehidupan berbangsa.
“Tiga hal yang merusak ideologi perekat Indonesia yakni Pancasila, primodialisme, radikalisme dan ketidakadilan sosial,” jelas Johny Suak.
Ketua GAMKI Sulut, Meidy Tinangon, mengatakan, KNPI merupakan perekat pemuda Indonesia. Untuk itu tugas kita saat ini adalah mengkontruksikan sesuatu yang telah retak, namun butuh kerja keras untuk mengembalikan.
“Pancasila bukan ideologi tunggal melainkan ideologi pemersatu. Ide atau gagasan rencana aksi dalam hal media sosial, karena dalam era reformasi saat ini ada beberapa ideologi yang muncul,” jelas Meidy Tinangon.
Turut hadir, Ketua GAMKI Manado Frans Enokh, Ketua Cabang GMKI Manado Hizkia Sembel, Ketua AMAN Sulut Rivo Gosal, James Lumentak, Wakil Ketua KNPI Sulut Stevy Suawa, serta perwakilan beberapa OKP. (YohanesTumengkol)