Manado – Tidak secara tertutup lagi, namun secara terbuka saat ini negara-negara tetangga terus mengklaim apa yang menjadi hak milik republik ini. Lihat saja, tari-tarian, alat musik, bahkan sampai pulau-pulau terluar yang menjadi beranda depan Negara Kesatuan Republi Indonesia (NKRI).
Keberadaan ini memunculkan keprihatinan dari Fokusmker Sulawesi Utara. Humas Fokusmaker, Rieneke Anggaseng menuturkan bahwa dengan keadaan yang ada saat ini maka tentunya memunculkan sikap pesimistis terhadap eksistensi Negara ini. Yang mana tak lagi mampu mempertanggungjawabkan kedaulatan Negara ditenggah pengobokan negara-negara tetangga.
“Siapa yang tidak merasa pesimis dengan keadaan yang ada saat ini? Segala sesuatu dijadikan komuditas pokitik. Sampai-sampai demi mempertahankan kewibawaan negara ditenggah rong-rongan Negara tetangga sebut saja, Malaysia, Singapura dll pun tak bisa dilakukan. Jangan dlu berbicara tentang ekspektasi Negara ini, menyangkut kedaulatan saja belum ada kejelasan,” kritiknya.
Pernyataan ini disampaikannya saat dilaksanakan diskusi internal Fokusmaker dengan topik “Semakin Nampak Rong-rongan kewibawaan Negara” di salah satu hotel yang terletak di bilangan Jl. sudirman Manado ini.
“Pulau terluar adalah beranda terdepan dari Negara ini. Maka tentunya untuk menjaga kewibawaan dan kedaulatan Negara ini tidak cukup dengan nasionalisme, melainkan juga patriotosme dari segenap anak negeri. Dengan pendekatan kesadaran maka apa yang menjadi cita-cita luhur yakni berdaulat dalam bidang politik dan berdikari dalam bidang ekonomi oleh pendiri-pendiri bangsa ini akan terwujud,” lagi tutur Ririn.
Acara yang diselengarakan secara sederhana tersebut menghadirkan pembicara daru intenal Fokusmaker, yaitu Sekretaris Bakorda Fokusmaker Sulut, Dandrem Filipur Karoba, Wakil Ketua satu Fiko Onga SIP serta dimoderatori oleh Ketua Bakorcab Fokusmaker Kota Tomohon Edwin Kambey.(gnf)