Manado, BeritaManado.com — Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Toni Supit mempertanyakan terkait keamanan bank dari persyaratan bahwa, harus menambah modal inti sebesar Rp 1,3 triliun di mana tersedia baru Rp 1,7 triliun.
Menurut Toni, yang ditambahkan dari Provinsi Sulut dan Gorontalo plus dari Kabupaten dan Kota dari dua Provinsi dan DPRD bersama pemerintah daerah terkait tambahan modal itu.
“Dalam operasional bank SulutGo yang taglinenya ‘torang pe bank’, tentu kami ingin supaya transparan,” ungkap Toni Kamis, (1/8/2024) di ruang rapat DPRD Sulut.
Tak hanya itu saja, Toni membeberkan di mana pada beberapa waktu lalu, saat ingin berkomunikasi mengalami kesulitan berkaitan dengan bencana alam di Kabupaten Sitaro karena tutup hampir dua bulan sehingga untuk memperoleh uang tunai, maka dari lokasi bencana di Tagulandang harus menuju pulau Siau.
“Nah saat itu kami menghubungi pihak Bank untuk berkomunikasi tetapi tidak di respon. Nanti saya minta tolong ke anggota DPRD Jems Tuuk, baru mereka respon,” ungkap Toni Kamis, (1/8/2024) pada rapat DPRD Sulut.
Toni menyebut mereka lebih respek dan lebih takut kepada Jems Tuuk daripada yang lainnya, karena mungkin dianggap urutan kedua, padahal BSG itu dikelolah secara bersama-sama.
“Jangan menikmati bahwa, kami ini dan Direksi Bank SulutGo sedang berada di surga dunia karena pada suatu waktu akan berakhir juga jabatan-jabatan ini,” tegas Toni.
Toni pun menyoroti pelayanan Bank SulutGo di Provinsi Sulawesi Utara dengan sikap yang di tunjukkan tersebut.
“Apakah Bank SulutGo ini masih pakai tagline Torang pe bank, atau ngoni pe bank,” tanya Toni.
“Kami saja sebagai mitra kerja tidak dilayani apalagi masyarakat. Saya kuatir saja pelayanannya kurang maksimal,” sorot Toni.
Toni pun memohon aga jadi perhatian karena dirinya menghubungi bukan minta-minta sumbangan, atau minta-minta duit, tapi untuk kepentingan masyarakat dan Kabupaten dan Kota.
(Erdysep Dirangga)