Manado – Paul Adrian Sembel dari Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) menduga penurunan harga cengkih disebabkan konspirasi politik international.
Menurut Paul Sembel, keputusan import cengkih tak lepas dari bargainning politik melibatkan eksport-import perdagangan memanfaatkan hubungan bilateral antar negara tertentu.
“Misalnya cengkih Madagaskar diharuskan masuk Indonesia agar tekstil Indonesia boleh diekspor ke Eropa dan Amerika. Termasuk minyak cengkih dari Singapura yang masuk ke Indonesia, padahal cengkih mereka dari Indonesia,” jelas Paul Sembel pada hearing bersama SKPD Pemprov dan Komisi 2 DPRD Sulut, Selasa (13/9/2016) siang tadi.
Untuk itu Paul Sembel berharap DPRD sebagai wakil rakyat dapat melakukan langkah-langkah progresif mendesak pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan pro petani lokal.
“Misalnya lalu zaman Presiden GusDur dan Megawati harga cengkih bisa naik setelah petani cengkih melakukan aksi demo besar-besaran. Artinya bahwa secara politik bisa diusahakan bukan sekedar hukum pasar,” terang Sembel. (jerrypalohoon)