Manado – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II tahun 2016 mencapai 7,6 persen.
Namun disayangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tak mampu dimanfaatkan oleh Pemprov Sulut untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bahkan menurut Kadispenda Roy Tumiwa, PAD Sulut 2016 tidak mencapai target alias minus Rp162 Milliar.
Hal tersebut dikritisi Meiva Lintang, anggota Banggar DPRD Sulut pada rapat pembahasan KUA-PPAS perubahan APBD 2016 bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Selasa (20/9/2016) sore.
“Biasanya kinerja tahun pertama pasti baik. Heran juga kenapa pertumbuhan ekonomi tidak berdampak pada peningkatan PAD. Mungkin juga para pendeta kurang berdoa sehingga PAD Sulut tahun ini mengalami penurunan,” jelas Meiva Lintang pada rapat yang dipimpin Ketua DPRD Andrei Angouw.
Sebelumnya Sekprov yang juga Ketua TAPD, Siswa Rachmat Mokodongan, menegaskan penurunan realisasi PAD secara umum disebabkan pengaruh ekonomi global.
“Sehingga ekonomi nasional dan ekonomi daerah ikut terganggu, dana transfer tertunda kami sudah memberi penjelasan kepada pemerintah pusat bahwa itu untuk gaji 14 akan dibagikan pada bulan Desember karena sebagian besar ASN kita beragama nasrani,” terang Mokodongan. (jerrypalohoon)