Manado – Matahari belum menampakkan dirinya diufuk timur, tante Atik sudah memulai tugasnya membersihkan sampah-sampah di lapangan sebagai petugas kebersihan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT).
Tugas yang saban hari diembannya, selama selang waktu 10 tahun terakhir ini mengaku,”biar gaji kecil namun saya bertahan, tetapi bersemangat,” ungkap tante Atik yang bernama lengkap Nunuk Hartati.
Dituturkan Hartati, jauh sebelumnya, kedatangannya di Kota Manado sejak tahun 1977. pada saat itu, orang tuanya menginstruksikan dirinya ikut kenalan agar bisa bekerja di Manado.
Sesampainya di Manado, ternyata keluarga yang menampungnya terlibat perselisihan suami-istri (ada pihak ketiga), sehingga kerap kali dirinya menjadi sasaran (pelampiasan) kemarahan atau kekesalan keluarga yang menampungnya.
Hingga, ada anjuran para tetangganya agar pergi saja ke Ranowangko, ke tempat keluarga yang kebetulan suku Jawa dan bersedia menerimanya, akhirnya tante Atik bekerja di sana.
Seiring dengan waktu, tante Atik kemudian bertemu dengan salah satu tetangganya dan masih ada hubungan saudara dari tanah asalnya Tulung Agung, Kediri jawa Timur bernama Marzuki dan tinggal bersama mereka di bilangan kelurahan Bahu sampai menikah.
Profesi awal yang dilakoninya di Kelurahan Bahu, menawarkan jasa menyuci pakaian (di Manado familiar dengan kata “bobaso”) hingga bertemu dengan seorang kenalan pada tahun 2002 yang mengajaknya bekerja membantu kebersihan di FPIK UNSRAT.
“Pada pertengahan tahun 2002, saya bekerja dengan gaji 25 ribu/minggu,” ujar tante Atik yang artinya dirinya memperoleh gaji 100 ribu/bulan.
“Dengan gaji yang kecil saya tetap bertahan sambil nyambi mencuci pakaian,” ungkapnya menyadari bahwa dirinya sebenarnya sudah kurang mampu untuk bekerja di tempat-tempat basah (bersentuhan dengan air).
“Selanjutnya, gaji saya ditingkatkan menjadi 150 ribu/bulan, dengan syarat saya mau menyapu semua area lapangan yang ada di FPIK ini,” ujar tante Atik lagi.
Pada tahun 2011, lewat informasi yang didapatinya untuk mengurus SK sebagai petugas kebersihan UNSRAT diperolehnya, dan sedikit bernafas lega karena gajinya ditingkatkan menjadi 500 ribu/bulan. “Dari tahun 2011 gaji saya sudah naik menjadi 500 ribu/bulan hingga saat ini,” ujarnya.
Kemudian bagaimana kesan tante Atik sebagai petugas kebersihan? “Yach…saya tetap turut atasan saja, anggap saja ini sebagai olahraga pagi,” ungkapnya tertawa.
Namun, setelah ditelisik lebih dalam, ada keinginan dan harapan tante Atik untuk peningkatan gaji, guna menghidupi dirinya dan keluarganya di masa tuanya kelak.
“Ada no …keinginan kalau dapa gaji lebe,” pungkasnya dengan mata berbinar-binar. (cha)