Tompasobaru – Proyek jalan Torout-Karowa-Liandok Kecamatan Tompasobaru mulai dikerjakan. Hanya saja, proyek berbandrol Rp 1,7 miliar bersumber APBD 2015 dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, pekerjaan terkesan asal jadi.
Bahkan, proyek tersebut tidak diawasi instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) Minsel. Menjadi pertanyaan masyarakat, bahwa kenapa hanya Rp 1,7 miliar untuk jalan Torout-Karowa-Liandok pengerjaanya terkesan asal jadi, bahkan luput dari perhatian pengawas yakni instansi terkait Dinas PU Minsel.
“Sudah sejak lama, masyarakat Karowa dan Liandok merindukan jalannya diaspal. Bahkan, sudah berpuluh-puluh tahun, kondisi jalan Karowa-Liandok belum ada perhatian pemerintah,” tukas Sammy Karokaro tokoh masyarakat Desa Karowa. Bahkan, Kabupaten Minahasa Selatan memasuki usia 13 tahun, janji-janji belum terealisasi. Pada dasarnya, kami telah mengetahui jalan Karowa-Liandok akan diperbaiki.
Bahkan, janji Kepala Dinas PU Jootje Tuerah, tak ada aspal halua lagi di desa-desa. Olehnya, sebagai tokoh masyarakat menilai proyek jalan Torout-Karowa-Liandok dipertanyakan, kata dia lagi. Menurut dia, masakan kondisi jalan Karowa-Liandok yang sudah berpuluh-puluh tahun tak diaspal, kemudian dianggarkan melalui APBD 2015 dengan bandrol Rp 1,7 miliar.
Sayangnya kondisi jalan yang sangat labil, rusak dan hanya bisa dilewati dengan kendaraan Rambo. “Untuk itu proyek masyarakat Karowa sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk jalan Karowa-Liandok kiranya dapat menjadi prioritas Pemkab Minsel. Sebab, saat ini telah dibuka Transmigrasi di Desa Liandok. Dengan demikian, Pemkab Minsel harus benar-benar membangun akses jalan yang layak,” pintanya.
Jalan Karowa-Liandok yang kondisinya sangat miris sekali. Diakuinya, bahwa APBD 2015 lalu terjadi pergeseran anggaran sebesar 18 hingga 20 persen. Bahkan, banyak proyek jalan terhenti dan akan dibangun tahun 2016. Tetapi, disadari diatas proyek jalan Karowa-Liandok harus dilakukan dengan baik. Sebab, dipastikan belum seminggu sudah rusak lagi. Sebab, kondisi tanah tersebut tak bisa dikompromi untuk diaspal,” kata petani sukses yang dimiliki Minsel ini.
Sayangnya Kepala Dinas PU Minsel, Jootje Tuerah belum berhasil dihubungi hingga berita ini diturunkan. “Maaf bapak lagi tugas luar (TL). Mungkin bapak di Pameran Kayuwatu Manado,” ungkap seorang staf Dinas PU Minsel. (sanlylendongan)
Tompasobaru – Proyek jalan Torout-Karowa-Liandok Kecamatan Tompasobaru mulai dikerjakan. Hanya saja, proyek berbandrol Rp 1,7 miliar bersumber APBD 2015 dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, pekerjaan terkesan asal jadi.
Bahkan, proyek tersebut tidak diawasi instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) Minsel. Menjadi pertanyaan masyarakat, bahwa kenapa hanya Rp 1,7 miliar untuk jalan Torout-Karowa-Liandok pengerjaanya terkesan asal jadi, bahkan luput dari perhatian pengawas yakni instansi terkait Dinas PU Minsel.
“Sudah sejak lama, masyarakat Karowa dan Liandok merindukan jalannya diaspal. Bahkan, sudah berpuluh-puluh tahun, kondisi jalan Karowa-Liandok belum ada perhatian pemerintah,” tukas Sammy Karokaro tokoh masyarakat Desa Karowa. Bahkan, Kabupaten Minahasa Selatan memasuki usia 13 tahun, janji-janji belum terealisasi. Pada dasarnya, kami telah mengetahui jalan Karowa-Liandok akan diperbaiki.
Bahkan, janji Kepala Dinas PU Jootje Tuerah, tak ada aspal halua lagi di desa-desa. Olehnya, sebagai tokoh masyarakat menilai proyek jalan Torout-Karowa-Liandok dipertanyakan, kata dia lagi. Menurut dia, masakan kondisi jalan Karowa-Liandok yang sudah berpuluh-puluh tahun tak diaspal, kemudian dianggarkan melalui APBD 2015 dengan bandrol Rp 1,7 miliar.
Sayangnya kondisi jalan yang sangat labil, rusak dan hanya bisa dilewati dengan kendaraan Rambo. “Untuk itu proyek masyarakat Karowa sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk jalan Karowa-Liandok kiranya dapat menjadi prioritas Pemkab Minsel. Sebab, saat ini telah dibuka Transmigrasi di Desa Liandok. Dengan demikian, Pemkab Minsel harus benar-benar membangun akses jalan yang layak,” pintanya.
Jalan Karowa-Liandok yang kondisinya sangat miris sekali. Diakuinya, bahwa APBD 2015 lalu terjadi pergeseran anggaran sebesar 18 hingga 20 persen. Bahkan, banyak proyek jalan terhenti dan akan dibangun tahun 2016. Tetapi, disadari diatas proyek jalan Karowa-Liandok harus dilakukan dengan baik. Sebab, dipastikan belum seminggu sudah rusak lagi. Sebab, kondisi tanah tersebut tak bisa dikompromi untuk diaspal,” kata petani sukses yang dimiliki Minsel ini.
Sayangnya Kepala Dinas PU Minsel, Jootje Tuerah belum berhasil dihubungi hingga berita ini diturunkan. “Maaf bapak lagi tugas luar (TL). Mungkin bapak di Pameran Kayuwatu Manado,” ungkap seorang staf Dinas PU Minsel. (sanlylendongan)