
Manado, BeritaManado.com — Survei kepopuleran beberapa figur yang digadang-gadang bakal berkompetisi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara (Sulut) justru dinilai meresahkan masyarakat.
Begitu pendapat Pengamat Sosial dan Politik Ruben Saerang.
Persoalannya, kata Ruben Saerang, survei itu membawa nama-nama institusi perguruan tinggi di Manado.
“Terlebih jika tidak diketahui pimpinan fakultas atau universitas. Ini pelanggaran etika akademis,” nilai Ruben, Jumat (28/10/2022).
Ruben mempertanyakan objektifitas dari hasil servei itu.
Jangan sampai, lanjut dia, justru membawa keburukan bagi di kalangan masyarakat luas.
“Kalau boleh saran, jangan bawa nama kampus. Kalau soal survei adalah lembaga yang kridibel dan bisa dipertanggung jawabkan. Sangat miris jika koordinator tim servei tersebut justru staf khusus dari seorang bupati yang namanya unggul. Ini memalukan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, dalam politik wajib ada etika dan moral.
Tujuannya, agar jualan ke masyarakat menjadi adil dan tidak ada tuduhan negatif.
Sebab, jelas Ruben, yang menjadi acuan rakyat memilih sosok pemimpin ialah menjujung sifat kejujuran.
“Pihak kampus harus memberikan sanksi akademis. Sebab praktik ini sudah menggunakan fasilitas fakultas” tandas Ruben, yang saat ini juga menjabat Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Konflik Sosial.
(Alfrits Semen)