Manado – Ada mitos kesejarahan di Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang cukup unik, dimana setiap pelaksanaan kongres Nasional belum pernah ada kader dari daerah penyelenggara menjadi Ketua Umum GMKI.
Jika dilihat ke belakang seperti kongres di wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang terpilih bukanlah kader GMKI dari Sumut. Kemudian kongres di Maluku, pada saat itu peserta kongres memilih kader yang bukan dari Maluku, demikian halnya di Kupang (NTT) dan lainnya.
Terpilihnya Supriadi Narno mantan Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Tondano 2008-2010 menjadi Ketua Umum GMKI telah mematahkan mitos tersebut. Dimana, Kongres Nasional di Sulawesi Utara (Sulut) memilih kader yang berasal dari Sulut itu sendiri. Ini baru pertama sepanjang sejarah GMKI.
“Kejadian di arena kongres, dimana peserta memilih kader tuan rumah baru terjadi kali ini di kongres XXXIII yang dilaksanakan di Kota Manado,” kata Rendy Umboh, mantan Ketua Cabang BPC Tondano periode 2006-2008 yang turut mengambil bagian dalam mengkaderkan Supriadi Narno, ketum terpilih.
Selanjutnya, bagi Sulut yang masuk dalam wilayah X (terdiri dari Cabang Tondano, Manado, Tomohon, Bitung, Airmadidi, dan Kotamobagu) merupakan kali kedua menempatkan kadernya sebagai Ketua Umum GMKI.
Pertama, Kenly Poluan SPd MSi (mantan Ketua GMKI Cabang Tondano 1999-2001) yang menjadi ketum pada kongres Pematang Siantar tahun 2004.
Kedua, Supriadi Narno (2008-2010), juga dari cabang Tondano, menjadi ketum di Kongres Manado. Tentu ini menjadi sebuah kebanggan bahwa Sulut memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang patut diakui secara nasional.(jkf)