Tim dari STT IKAT Jakarta saat menyerahkan bantuan kepada korban erupsi Gunung Ruang
Tagulandang, BeritaManado.com — Erupsi Gunung Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro Sulawesi Utara yang terjadi beberapa waktu lalu banyak menuai simpati dan empati dari berbagai kalangan.
Banyak rumah masyarakat dan tempat ibadah mengalami kerusakan yang parah, dan perlu perbaikan, sehingga membutuhkan bantuan dari semua kalangan.
Banyak bantuan juga yang disalurkan kepada para korban bencana alam di Tagulandang, termasuk yang diberikan oleh Sekolah Tinggi Theologi (STT) IKAT Jakarta.
Saat terjadi bencana Rektor STT IKAT Dr. Jimmy MR Lumintang, MBA., M.Th, kebetulan sedang berada di Manado untuk suatu kegiatan dan mengalami penundaan kembali ke Jakarta akibat ditutupnya bandara Sam Ratulangi kala itu.
Lanjut Jimmy, disampaikan bahwa STT IKAT selalu hadir dalam aksi solidaritas jika ada bencana sejak tahun 2006, seperti bencana Tsunami Aceh dan Nias, gempa Palu, Gempa Lombok, Gempa di Padang Sumatera Barat, bencana Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior Papua Barat dan masih banyak aksi peduli lainnya yang dilakukan STT IKAT sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Pada bagian lain, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Dr. Donna Sampaleng, M.Pd.K., D.Th mengatakan bahwa sejak terjadi letusan Gunung Ruang di Tagulandang, STT IKAT langsung mengambil tindakan untuk menggalang dana serta semua bantuan biasanya melakukan lebih spesifik bantuan dialamatkan kepada keluarga mahasiswa, alumni dan mitra pelayanan Gereja yang terdampak bencana Erupsi Gunung Ruang ini
“Beberapa mitra pelayanan STT IKAT yang turut memberi empati kepada keluarga yang terdampak mengambil bagian memberikan bantuan berupa dana yang kemudian akan disalurkan melalui tim LPPM STT IKAT, Para Pimpinan, Dosen bahkan mahasiswa pun turut memberikan donasi bantuan,” kata Dr. Donna Sampaleng yang juga Ketua II di STT IKAT.
Lebih lanjut dikatakannya, STT IKAT sudah mengutus 2 orang pengurus LPPM berangkat ke Manado pada 14 Juni 2024 dan kemudian didampingi oleh alumni IKAT yang ada di Manado untuk membawakan bantuan di sana.
Setiap bulan Juni- Juli memang merupakan waktu pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Mission Trip dan kali ini STT IKAT mengutus 10 tim Mission Trip dan 1 Tim Khusus untuk melaksanakan Aksi Peduli Tagulandang.
“Bantuan yang masuk melalui rekening STT IKAT diberikan kepada keluarga yang terdampak barang berupa seng, paku, bahan bangunan lainnya untuk perbaiki atap yang bocor, dan bantuan lain lebih banyak berupa uang Tunai. Mungkin nilainya sangat kecil tetapi menurut kesaksian saudara-saudara yang menerima bahwa mereka sangat terharu dan tak menyangka ada sekolah yang jauh dari Tagulandang rela datang berkunjung memberi penguatan dan berbagi berkat. Selain berbagi untuk keluarga dari mahasiswa Fidel Umbase asal Tagulandang, ada juga alumni dan keluarga alumni juga tak lupa warga sekitar yang terkena dampak besar dari letusan Gunung Ruang,” ujar Donna.
Tim STT IKAT membawa bantuan kepada para korban bencana letusan Gunung Ruang sejak 17-20 Juni 2024.
Bantuan ini dibawa langsung oleh anggota LPPM STT IKAT Dr. Limunada Umbase, M.Pd.K dan Handri Geradus, M.Th, serta ditemani oleh dua alumni dari Manado yaitu Deinten Kaligis, S.Pd., M.Th dan Bella Lanawaang, M.Pd.
Anggota LPPM STT IKAT yang juga dosen Handri Geradus menjelaskan bahwa tujuan kunjungan adalah keluarga dari mahasiswa STT IKAT dan alumni.
Selain itu ada beberapa titik lokasi yang menjadi saluran bantuan dari STT IKAT seperti gereja KGPM Yerusalem Botto, GPdI Zebaoth Boto, GBI Cabang Tagulandang, dan GMIST Balehumara, bahkan secara langsung juga memberikan bantuan kepada beberapa keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
Dikatakan Handri bahwa banyak rumah penduduk yang mengalami kerusakan parah, dimana kerusakan parah ada dibagian atap rumah seperti seng dan plafon.
Bahkan dikatakannya masih terdapat pasir dan batu di dalam rumah.
“Kami melihat langsung keadaan di sana. Semua yang kami kunjungi seperti rumah dan gereja atapnya bocor atau bolong dan saat ini hanya ditutup secara darurat menggunakan terpal. Sehingga Ketika hujan rumah menjadi becek bahkan tergenang air,” ungkap Handri.
Handri mengatakan bahwa kegiatan gereja di sana belum pulih sepenuhnya, hanya ibadah minggu yang sudah berjalan, hal ini dikarenakan gereja-gereja yang ada saat ini berfungsi sebagai posko pengungsian.
“Harapan kami dengan adanya bantuan ini akan sedikit meringankan beban dari keluarga-keluarga yang terdampak letusan Gunung Ruang sehingga kembali bersemangat untuk menjalani hari-hari kedepannya,” jelas Handri.
Aksi kemanusiaan ini didukung oleh beberapa lembaga gereja diantaranya GKG Magelang, KGPM Sidang Daniel Pulo Gebang, Sidang-sidang Gereja GPKAI, GKRI Isa Almasih dan masih ada lagi beberapa pihak yang tidak ingin menyebutkan identitasnya sebagai penyumbang.
Pihak STT IKAT sendiri menyampaikan terima kasih atas dukungan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai aktualisasi Tridharma Perguruan Tinggi
(***/Frangki Wullur)