Manado – Direktur Eksekutif Sulut Political Institute (SPI), Melky Pangemanan mengatakan potensi terjadinya chaos setelah Pilpres 2014 antara dua kandidat Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa saja terjadi. Hal itu tergantung pada kedua pihak untuk legowo menerima kekalahan atau tidak.
“Tergantung kedua pihak legawa atau tidak. Tergantung apakah kedua pihak mau menghormati asas pemilu yang jurdil atau tidak. Tetapi, jika memang terbukti ada pihak yang merekayasa pemungutan suara atau menggunakan cara curang, maka potensi chaos akan terjadi,” ungkap Pangemanan disela-sela diskusi terbatas yang digelar SPI kerjasama dengan Fokusmaker Sulut, sore kemarin di rumah kopi Bily Mega Mas.
Pasalnya, dia menjelaskan bahwa pihak yang merasa dicurangi akan menuntut hak suaranya yang telah direkayasa. “Mereka yang dikalahkan tidak akan diam jika dengan cara curang,” tukasnya
Pada kesempatan yang sama Pengamat Politik Sulut, Taufik Tumbelaka mengatakan sebagai warga negara yang baik, kedua pihak seharusnya menggunakan prosedur yang ada untuk menuntut hak suara, yaitu mengadukan dugaan pelanggara di tingkatan masing-masing.
“Silakan kedua pihak menyakini kemenangannya, tapi jangan curang. Silahkan lakukan prosedur melapor di tingkatan PPS, PPK, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat, jika menemukan ada dugaan pelanggaran. Sama-sama kawal pemilu ini, sampai akhirnya nanti KPU sah mengumumkan secara nasional,” jelasnya. (risat)