Manado, BeritaManado.com — Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Sulawesi Utara (Sulut), Herson Mayulu bertemu dengan para guru Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) se Kota Manado, Rabu (24/3/2021).
Kali ini, silaturahim Herson Mayulu bersama para tenaga pendidik itu sekaligus melakukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan.
Herson Mayulu menegaskan guru merupakan garda terdepan menjaga empat pilar bangsa dan memiliki peran kuat dalam meneruskan pengetahuan itu kepada anak didiknya.
Menurutnya, guru sangat berperan membentuk pondasi generasi penerus bangsa dengan pengetahuan agama yang baik.
“Jika yang ditanamkan sejak dini sudah benar, akan sulit bagi generasi kita keluar jalur. Mereka akan dibentengi dari pengaruh radikalisme dan sebagainya,” tegas Herson.
Herson menekankan pentingnya pendidikan Quran karena menanamkan akhlak dan moral kepada anak dalam membentuk karakter dan jiwa keislaman.
Olehnya, ia berharap pendidikan Quran dibarengi dengan kajian empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Politisi PDI Perjuangan ini menginginkan semua guru di Sulut hingga lapisan masyarakat berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Apalagi kata dia, lembaran sejarah bangsa sudah membuktikan bahwa Indonesia adalah negara majemuk dengan prinsip toleransi dan gotong-royong yang kuat.
“Ini akan semakin mantap jika terus berpedoman pada empat pilar tersebut. Kita akan menjadi agen dan pelaku dalam mempertahankan kelangsungan berbangsa dan bernegara,” tegas Herson.
Sosialisasi yang digelar dengan protokol kesehatan ketat ini, dibarengi dengan diskusi santai.
Beberapa narasumber seperti akademisi kondang DR. H. Mahyudin Damis dan Kepala Seksi Pendidikan Islam Kemenag Manado H. Usran Mantow S Ag terlihat hadir.
Pada kesempatan itu, Mahyudin Damis sepakat dengan Herson Mayulu.
Menurut Mahyudin Damis, Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah menegaskan inti dari Pancasila adalah gotong-royong.
Konsep tersebut, lanjut Mahyudin, sangat tepat pada konteks sosial politik kala itu.
Saat ini, kata Mahyudin, Pancasila memiliki roh persatuan.
“Dengan bersatu, gotong-royong akan terwujud dan Pancasila semakin kokoh di Indonesia,” tegas Mahyudin.
Materi Mahyudin juga banyak mengupas persoalan nilai-nilai agama, fanatisme daerah hingga kurangan pemahaman tentang keberagaman.
Selain itu, praktik hukum yang tidak maksimal hingga dampak era globalisasi turut dipaparkan Antropolog Universitas Sam Ratulangi ini.
Poin menarik yang sempat disinggung Mahyudin, adalah ‘hanyutnya’ para tokoh-tokoh penting di pusaran korupsi.
“Padahal kalau mau dipikir mereka berpendidikan tinggi, taat menjalankan agama, tapi ujung-ujungnya ditangkap KPK,” katanya.
Kondisi ini, tambah dia, karena perintah agama dijalankan sebagai keharusan saja.
“Para mubaliq kebanyakan menyampaikan pesan Isra Miraj melaksanakan sholat. Tapi hanya berhenti di situ. Tidak masuk ke substansi sholat itu sendiri,” terangnya.
Diskusi Empat Pilar ini dipandu oleh Ketua Forum Guru TPQ Manado DR. H. Mardan Umar dan dihadiri oleh pembina TPQ Manado, Ustad Yaser Bachmid, Kepala Kantor Kemenag Manado diwakili Kasi Pendis, Pengurus dan Dewan Pembina FK TPQ Manado, Ustadz Yaser Bachmid, para ketua dan guru TPQ se-Kota Manado, Kepala KUA Kecamatan Tikala dan Ketua Yayasan Insan Kawanua Gaspar Puasa.
(Alfrits Semen)