
MANADO – Walaupun terkesan hura-hura namun tidak mengurangi niat masyarakat baik organisasi Gereja maupun perkumpulan anak-anak muda untuk melaksanakan tradisi Sinterklas turun-temurun. “Persiapannya tidak sulit karena teman-teman banyak yang memiliki mobil, kalau perlengkapan Sinterklas kami sewa atau kalau mau beli juga banyak di toko,” ujar Rico Tumewu, salah seorang Panitia Sinterklas.
Koordinator Sinterklas Pemuda-Remaja KGPM Bahtera Ranotana, Ferry Malonda kepada beritamanado Minggu (06/12) sore mengatakan, organisasinya setiap tahun rutin mengadakan acara ini dengan sasaran utama anak-anak di sidang sendiri namun kami juga melayani permintaan kunjungan jemaat lain, untuk alasan keselamatan di jalan kami diwajibkan disiplin,” kata Ferry. Terlihat oleh beritamanado mereka cukup disiplin, dibuktikan di bak belakang mobil hanya dinaiki Sinterklas, Badot dan Pit Hitam, sementara panitia naik mobil station dan semuanya berseragam biru.
Pantauan beritamanado sejak Sabtu-Minggu (05-06/12), banyak yang tidak menghiraukan faktor keselamatan di jalan raya, banyak mobil bak terbuka yang melewati daya tampung dan ada yang bergantungan di pintu mikrolet. “Jika kami temukan seperti itu akan langsung ditilang dan aktifitasnya dihentikan,” kata seorang polisi laluliuntas. Pihak kepolisian juga mengeluarkan peraturan Sinterklas hanya bisa beroperasi sampai pukul 18.00 WITA.
Beberapa Panitia Sinterklas yang diwawancarai beritamando mengatakan kegiatan ini akan terus dilakukan karena dianggap masih cukup bermanfaat bagi anak-anak, “bayangkan kalau tidak ada Sinterklas pasti akan mengurangi kemeriahan suasana Natal.” kata Yuanita Masengi. (JRY)