Manado – Penyakit jantung koroner di Sulawesi Utara (Sulut) merupakan momoknya penyakit mematikan ka
rena memegang rekor sebagai salah satu penyakit yang paling banyak menjatuhkan korban pada kematian.
Lebih parahnya lagi, ternyata Sulawesi Utara merupakan peringkat kedua terbanyak penderita penyakit jantung di seluruh daerah di Indonesia.
Hal ini terungkap pada Media Gathering yang dilaksanakan Siloam Hospital Selasa (28/2/2017) di Cakrawala Room Aryaduta Hotel Manado dan dr Victor Joseph, SPJP-FIHA yang bertindak sebagai nara sumber.
Meski mengklaim Sulut termasuk tertinggi kedua se Indonesia namun Victor Joseph dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Manado mengakui banyak juga daerah lainnya yang belum terungkap datanya seperti pola gunung es, mengingat kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit (RS) terdekat.
Menurut Victor Joseph pada Media Gathering dengan topik penyakit jantung koroner mengatakan, penyebab terbanyak serangan jantung diakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Gejala yang utama serangan jantung adalah sakit pada dada sampai ke leher.
“Kebanyakan penyakit jantung koroner, yang menyebabkan terjadinya serangan jantung dikarenakan perilaku dan gaya hidup penderita. Hal ini termasuk makan makanan tak sehat, kurangnya berolahraga, merokok dan minuman banyak alkohol atau minuman keras,” jelas Victor Joseph.
Yang uniknya lagi menurut Victor Joseph, penyakit jantung yang umumnya diderita pada pasien diatas usia 45 tahun kini agak berubah bahkan usia 30-45 tahun menjadi penderita terbanyak di Sulut dan Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur RS Siloam Hospital Manado dr Abraham Talumewo, MHSM Yang ditemani Executiv Director Siloam Hospital Manado Diana Kawatu dan ibu Mahdalena berharap Media Gathering kali ini merupakan upaya RS Siloam Manado memberikan tindakan preventiv atau pencegahan sedini mungkin terhadap penyakit ini kepada masyarakat Sulawesi Utara dan menjadikan media sebagai mitra dalam mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan terlebih terhadap penyakit jantung. (Rizath Polii)
Manado – Penyakit jantung koroner di Sulawesi Utara (Sulut) merupakan momoknya penyakit mematikan ka
rena memegang rekor sebagai salah satu penyakit yang paling banyak menjatuhkan korban pada kematian.
Lebih parahnya lagi, ternyata Sulawesi Utara merupakan peringkat kedua terbanyak penderita penyakit jantung di seluruh daerah di Indonesia.
Hal ini terungkap pada Media Gathering yang dilaksanakan Siloam Hospital Selasa (28/2/2017) di Cakrawala Room Aryaduta Hotel Manado dan dr Victor Joseph, SPJP-FIHA yang bertindak sebagai nara sumber.
Meski mengklaim Sulut termasuk tertinggi kedua se Indonesia namun Victor Joseph dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Manado mengakui banyak juga daerah lainnya yang belum terungkap datanya seperti pola gunung es, mengingat kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit (RS) terdekat.
Menurut Victor Joseph pada Media Gathering dengan topik penyakit jantung koroner mengatakan, penyebab terbanyak serangan jantung diakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Gejala yang utama serangan jantung adalah sakit pada dada sampai ke leher.
“Kebanyakan penyakit jantung koroner, yang menyebabkan terjadinya serangan jantung dikarenakan perilaku dan gaya hidup penderita. Hal ini termasuk makan makanan tak sehat, kurangnya berolahraga, merokok dan minuman banyak alkohol atau minuman keras,” jelas Victor Joseph.
Yang uniknya lagi menurut Victor Joseph, penyakit jantung yang umumnya diderita pada pasien diatas usia 45 tahun kini agak berubah bahkan usia 30-45 tahun menjadi penderita terbanyak di Sulut dan Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur RS Siloam Hospital Manado dr Abraham Talumewo, MHSM Yang ditemani Executiv Director Siloam Hospital Manado Diana Kawatu dan ibu Mahdalena berharap Media Gathering kali ini merupakan upaya RS Siloam Manado memberikan tindakan preventiv atau pencegahan sedini mungkin terhadap penyakit ini kepada masyarakat Sulawesi Utara dan menjadikan media sebagai mitra dalam mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan terlebih terhadap penyakit jantung. (Rizath Polii)