Manado, BeritaManado.com — Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sulawesi Utara Sandra Rondonuwu dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengutarakan perasaan yang serupa atau pun emosi yang sama dengan cara komunikasi yang kreatif warisan budaya indonesia.
Ungkapan perasaan yang serupa itu manyiratkan makna yang disampaikan melalui deretan baris pantun oleh Sandra dan dijawab oleh Gubernur pada rapat paripurna DPRD Provinsi Sulut Selasa, (5/9/2023).
Sandra dalam deretan kata-kata kreatif yang disampaikannya, mempromosikan salah satu hasil pertanian masyarakat Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara yakni gula aren, yang oleh Sandra, gula aren bahkan disandingkan dengan gula merah.
Produksi gula aren di Kabupaten Minahasa selatan dan Minahasa Tenggara itu telah diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara bahkan sudah membudaya di sana.
Melalui pantun, Sandra berharap petani gula aren dan produk gula aren agar mendapatkan perhatian dari pemerintah Sulut melalui dukungan pengalokasian anggaran.
Berikut bunyi pantun Sandra Rondonuwu;
“Pergi ke pasar beli bahan untuk bikin kukis waji,
Jangan lupa membeli hasil petani yaitu gula merah.
Pemerintah sulawesi utara dan DPRD Sulut bersinergi,
Demi wujudkan rakyat yang semakin maju harmonis dan sejahtera.”
Komunikasi sosial melalui baris pantun yang diungkapkan Sandra itu pun dibalas dan diperjelas oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey pada momen rapat paripurna saat itu juga.
“Karena Sandra sudah memberi pantun, maka saya pun akan membalas pantunnya,” ucap Gubernur Olly.
Gubernur pun menyampaikan dukungannya terhadap petani gula aren dan produk hasil pertanian yakni gula aren malalui penganggaran pada APBD Provinsi Sulawesi Utara.
Berikut bunyi pantun yang disampaikan Gubernur Olly Dondokambey;
“Minum kopi dengan gula aren,
enak di minum selagi panas.
Tim Banggar dan TPAD sangat keren,
membahas APBD-P yang berkualitas.”
Dalam pantun yang disampaikan oleh Ketua Komisi II DPRD Sulut Sandra Rondonuwu dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey tersebut, menyebutkan gula merah dan gula aren yang pada umumnya memiliki kemiripan warna dan rasa, serta pembahasan APBD Perubahan tahun 2023 oleh Badan anggaran (Banggar) DPRD Sulut bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Sulut, yang enak didengar bahkan terasa nikmat untuk di cicip.
Untuk diketahui, gula merah dan gula aren dihasilkan dari bahan baku yang berbeda di mana, gula merah dihasilkan dari coconut sugar yakni dari kelapa, sementara gula aren sendiri dihasilkan dari nira pohon aren. Namun keduanya memiliki penampilan, serta rasa yang nyaris sama.
Cara berkomunikasi yang telah diungkapkan oleh Ketua Komisi II DPRD dan Gubernur Sulut itu, telah memberikan esensi komunikasi melalui pantun melibatkan kreativitas, emosi, pesan tersembunyi, tradisi budaya dan aspek sosial, yang semuanya berkontribusi untuk menciptakan pengalaman komunikasi yang kaya dan berarti.
(Erdysep Dirangga)