Langowan, BeritaManado.com — Pelaksanaan Seminar Penelusuran Sejarah Penginjilan Johann Gottlieb Schwarz, Jumat (31/5/2019) sukses digelar dengan menghasilkan beberapa rekomendasi yang disertai dengan usulan para peserta dalam rangka untuk pembuatan buku sejarah sebagaimana yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kegiatan tersebut didahului dengan Ibadah Yang Dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah Langowan I Pdt Reflien Lengkey-Watuseke, STh dengan mengangkat tema perenungan masih seputar tentang kenaikan Yesus Kristus ke surga.
Menurutnya, model penginjilan jemaat dari masa ke masa harus mengikuti apa yang dilakukan oleh Yesus sebagai guru agung dan itu dapat dipelajari melalui sejarah yang tercatat dalam Alkitab.
“Sehubungan dengan acara seminar ini, menulis sebuah sejarah harus saling melengkapi. Betapa pentingnya sejarah yang melibatkan banyak tokoh jemaat Schwarz Sentrum Langowan ini. Sumbangan pemikiran sangat dibutuhkan untuk penulisan sejarah khususnya pada masa pelayanan Schwarz,” ungkapnya.
Ketua BPMS GMIM Pdt. Dr. Hein Arina dalam pengantar usai membuka secara resmi kegiatan tersebut mengatakan bahwa justeru yang lebih mengenal pribadi Schwarz adalah orang Langowan, dibandingkan dengan negara asal sang misionaris Jerman.
“Di Jerman hanya sedikit kalangan yang bicara soal Schwarz. Maka dari itu, seminar ini sangat penting untuk membuka jalur penelusuran untuk mengungkap berbagai persitwia yang terjadi di era pelayanan Schwarz yang tiba di Langowan pada 12 Juni 1831 silam,” kata Arina.
Lebih spesifik tentang Schwarz, Pdt Riedel Gosal, MTh mengatakan dalam pemaparan materinya, bahwa misionaris kelahiran tahun 21 April 1800 itu saat tiba di Minahasa tidak langsung tinggal di Langowan, melainkan di Kakas dan berhasil lolos dari berbagai ancaman.
“Hal-hal yang dilakukan Schwarz saat resmi bertugas di Langowan yaitu dengan melakukan hal-hal sederhana sebagai langkah pendekatan untuk mengabarkan Injil. Dengan cara-cara sederhana seperti mengajari kaum perempuan membuat kue cucur dan lain sebagainya, Schwarz berhasil mengubah pola hidup orang Langowan hingga berhasil membentuk majelis jemaat,” ujar Pdt. Riedel Gosal.
Lebih lanjut dalam seminar tersebut, mantan Ketua Sinode Pdt Piet M Tampi, S.Th, M.Si menyampaikan hal-hal mengenai Schwarz dari perpektif etika dan karakter, dimana postur tubuhnya aga gemuk dan sering melakukan perjalanan untuk melayani jemaat pada malam hari.
“Selama kurang lebih 10 tahun melayani jemaat di Langowan, Schwarz belum melihat hasil yang fantastis dari penginjilannya, namun ia tetap setia menjalankan tugas pelayanan tersebut. Bahkan ia mendirikan sekolah-sekolah di beberapa tempat dan pada tahun sebuah bangunan gereja sederhana terbuat dari kayu didirikan pada tahun 1847 dan diresmikan setahun kemudian 1848. Namun saying, saat penjajahan Jepang, gereja ini terkena serangan bom dan hancur,” kata Pdt. Tampi.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan seminar dr. Simanjuntak menegaskan bahwa dengan suksesnya penyelenggaraan seminar tersebut, bukan berarti tugas panitia dan jemaat selesai, akan tetapi merupakan cikal bakal untuk melakukan penelusuran lebih jauh tentang misi penginjilan Schwarz dan misionaris lainnya.
“Jadi semua informasi yang diperoleh dalam seminar ini akan dikumpulkan oleh panitia untuk kemudian disusun menjadi sebuah buku. Selain itu, kami juga mengharapkan jika ada diantara anggota jemaat yang punya kisah yang berhubungan dengan seminar dapat menulisnya dan diserahkan kepada panitia. Mudah-mudahan harapan untuk membuat buku meski baru konsep sederhana dapat segera terwujud,” tandasnya. (Frangki Wullur)