Bitung – Kelangkaan bahan bangunan semen belakangan ini disejumlah wilayah Sulut termasuk Kota Bitung diduga hanya permainan para distributor. Mengingat dari informasi, PT Semen Tonasa Kota Bitung tak pernah melakukan pengurangan kuota dan setiap hari minimal mengirimkan dua truk ke tiap wilayah di Sulut.
Hal ini terungkap dari pengakuan sejumlah sopir truk pengakut semen di Kota Bitung. Dimana para sopir menyatakan, masalah langka tidaknya semen di Sulut itu tergantung dari para distributor dengan toko-toko bangunan yang telah bekerjasama.
“Setiap hari distributor mengajukan permintaan pengiriman untuk disalurkan ke tiap wilayah di Sulut,” kata salah satu sopir yang identitasnya dirahasiakan.
Ia mengaku, hampir semua surat jalan yang tujuannya di luar Kota Bitung kerap kali hanya dibongkar di Manado atau disimpan di salah satu gudang di Kota Bitung. Tergantung perintah dari distributor, apakah semen betul-betul diantar sesuai dengan surat jalan atau hanya diantar ke Manado kendati surat jalan semen harus dibongkar di Tomohon atau Tondano.
“Kami hanya sopir, hanya tahu mengantar sesuai perintah bos. Kalau diperintah bongkar di Kota Bitung atau Manado kendati surat jalan tujuan Tondano ya tentu kami bongkar sesuai perintah,” katanya.
Modus yang dilakoni para distributor ini melakukan penimbunan mulai tercium jajaran Polres Bitung. Terbukti dari diamankannya satu unit truk pengangkut semen milik PT Sinar Bangun yang diduga melakukan praktek itu.
“Kami memang sementara mendalami soal dugaan penimbunan semen dan jika sudah ada bukti yang kuat soal praktek itu kami akan tindak,” kata Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono SIK MHum.
Sarwono memastikan akan serius mengungkap praktek penimbunan semen dan dia tak menampik jika praktek seperti itu kerap dilakukan pengusaha.
“Makanya kalau proses pidana sudah jalan, tinggal instansi pemerintah yang harus menyikapinya. Apakah dicabut izin usaha distributor atau toko-toko yang melakukan pelanggaran,” katanya.(abinenobm)