Manado – Hasil perhitungan cepat beberapa lembaga survei nasional untuk pemilihan Presiden (Pilpres) menempatkan pasangan nomor urut satu dan nomor urut dua dengan hasil tak terpaut jauh yaitu di kisaran prosentase maksimal lima persen.
Menurut Ferry Liando pengamat politik Sulawesi Utara kepada BeritaManado.com, Kamis (10/7), ini berarti masyarakat telah memberikan apa yang menjadi kewajibannya yaitu memberi suara di TPS. Dan apapun hasilnya masyarakat telah menerima. “Artinya kedewasaan berpolitik masyarakat sudah makin mantap,” ujarnya.
Lantas jika masyarakat sudah menerima hasil ini, apakah ada potensi kekacauan atau chaos di masyarakat yang dimungkinkan karena para elit politik belum sanggup menerima kekalahan?
“Sekarang masayarakat menuntut kedewasaan berpolitik dari elit-elit politik. Selama ini konflik politik, sesungguhnya bukan berasal dari masyarakat, tetapi justru datang dari elit-elit politik, terutama dari pihak yg tidak siap kalah,” tambahnya.
Lebih lanjut diuraikan Liando, masyarakat selama ini sesungguhnya hanya korban provokasi elit. Oleh karena itu elit-elit politik di Sulut harus banyak belajar dari kedewasaan berpolitik grass root.
“Jika terjadi konfik, masyarakat tidak akan mendapatkan apa-apa atas dampak dari konflik itu. Akhir dari konflik itu hanya akan dinikmati oleh elit-elit politik dan masyarakat yang di korbankan,” tutup Liando.(quin)