Trustworthy News
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
Home Berita Utama

Selisih Tipis, Pilpres Rawan Chaos?

by Quin Simatauw
Jumat, 11 Juli 2014, 10:15 am
in Berita Utama
A A
  • 0share
Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. (net)
Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. (net)

Manado – Hasil perhitungan cepat beberapa lembaga survei nasional untuk pemilihan Presiden (Pilpres) menempatkan pasangan nomor urut satu dan nomor urut dua dengan hasil tak terpaut jauh yaitu di kisaran prosentase maksimal lima persen.

Menurut Ferry Liando pengamat politik Sulawesi Utara kepada BeritaManado.com, Kamis (10/7), ini berarti masyarakat telah memberikan apa yang menjadi kewajibannya yaitu memberi suara di TPS. Dan apapun hasilnya masyarakat telah menerima. “Artinya kedewasaan berpolitik masyarakat sudah makin mantap,” ujarnya.

Lantas jika masyarakat sudah menerima hasil ini, apakah ada potensi kekacauan atau chaos di masyarakat yang dimungkinkan karena para elit politik belum sanggup menerima kekalahan?

“Sekarang masayarakat menuntut kedewasaan berpolitik dari elit-elit politik. Selama ini konflik politik, sesungguhnya bukan berasal dari masyarakat, tetapi justru datang dari elit-elit politik, terutama dari pihak yg tidak siap kalah,” tambahnya.

Lebih lanjut diuraikan Liando, masyarakat selama ini sesungguhnya hanya korban provokasi elit. Oleh karena itu elit-elit politik di Sulut harus banyak belajar dari kedewasaan berpolitik grass root.

“Jika terjadi konfik, masyarakat tidak akan mendapatkan apa-apa atas dampak dari konflik itu. Akhir dari konflik itu hanya akan dinikmati oleh elit-elit politik dan masyarakat yang di korbankan,” tutup Liando.(quin)





  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 0share
Tags: Ferry LiandoKota Manado

Berita Terkini

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Maya Rumantir Libatkan Empat Elemen Pelajar dan Mahasiswa

13 Mei 2025

Holding UMi BRI Salurkan Pembiayaan kepada 35,4 Juta Pelaku Usaha, Jangkau 182 Juta Nasabah Tabungan

13 Mei 2025

Rahasia Jabatan Disebar ke Publik, Dewan Kehormatan Didesak Cabut Izin Profesi Kristianto Poae

13 Mei 2025

Galaxy A26 5G, HP Rp3 Jutaan dengan Performa Kencang plus Fitur Awesome Intelligence

13 Mei 2025
Steven Liow Tegaskan DKIPS Tak Punya Hutang dengan Media Massa

Steven Liow Tegaskan DKIPS Tak Punya Hutang dengan Media Massa

13 Mei 2025

BSG dan Pemerintah Bolsel Sepakati Kerja Sama terkait RKUD dan Penggunaan QRIS

13 Mei 2025
PWI Abal-Abal Ancam Lapor Polisi, Ketua PWI Sulut Voucke Lontaan: Ini Lucu, Saya Sudah Duluan Lapor Kasus Ini

PWI Abal-Abal Ancam Lapor Polisi, Ketua PWI Sulut Voucke Lontaan: Ini Lucu, Saya Sudah Duluan Lapor Kasus Ini

13 Mei 2025

High Level Meeting TP2DD Bolsel, Iskandar Kamaru Tekankan Pentingnya Digitalisasi dan Penggunaan QRIS

13 Mei 2025

Bank Indonesia Serahkan Ratusan Buku untuk 3 SMA di Talaud

13 Mei 2025
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Trustworthy News
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.