PT SEJ diduga telah memiliki limbah melalui Tailing Dam (foto bm/istimewa)
MOTOLING TIMUR—Perusahaan tambang emas yang berdiri dengan nama PT Sumber Energi Jaya (SEJ) ini mengaku belum memiliki izin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan. Bahkan, humas melalui Swenly Umboh mengaku SEJ benar-benar belum beroperasi atau eksplorasi. Tetapi ternyata, PT SEJ yang berasal dari China ini sudah memiliki Tailing Dam. Belum beroperasi, kenapa sudah memiliki tailing dam. Hanya saja hal tersebut terjadi pro dan kontra soal hadirnya PT SEJ dan tailing dam-nya.
‘’Semua perusahaan tambang emas, pasti memiliki limbah. Walaupun mereka belum berproduksi (dikenal dengan istilah masa explorasi), tambang tersebut juga sudah mulai menghasilkan limbah tailing atau pasir sisa tambang. Namun umumnya, hal diatas tidak terlalu berbahaya. Mungkin seperti yang terlihat di foto,’’ ujar Karel Luntungan, pemerhati lingkungan Sulut.
Menurut Luntungan, sekedar saran saja. Pihak PT SEJ tetap koordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara. Untuk pemantauan limbah, agar masyarakat tidak ketakutan dengan adanya limbah, serta bisa mencari solusi untuk pengolahan limbah tersebut.
‘’Percayalah, tambang akan membawa banyak berkat bagi warga sekitar. Asalkan pengolahan limbah diperhatikan. Termasuk soal ramah lingkungannya. Dan keuntungannya juga dinikmati pemerintah dan rakyat dengan adil,’’ tambah Luntungan melalui jejaring sosial.
Berbeda dikatakan Eko Budi Setyono, melalui pesan singkat jejaring sosial. ‘’Bahwa, bencana terbesar di bumi adalah lingkungan. Salah satunya dari mercuri tambang-tambang. Nah, PT SEJ di Desa Tokin dan Karimbow, Motoling Timur belum beroperasi. Tetapi, kenapa justru telah memiliki tailing,’’ sebut Setyono. Kata Setyono, siapa yang bertanggungjawab soal pencemaran lingkungan bila PT SEJ beroperasi. Sebab, pemerintah juga menikmati hasilnya.
‘’Sementara rakyat yang ada disekitar DAS Ranoyapo dipastikan akan menjadi sasaran. Memang, belum diketahui mau dibuang dimana hasil limbah tersebut. Dengan demikian, kita harus waspada terus,’’ tegasnya.
Ronal Lumangkun juga menjelaskan, menurutnya memang perusahan tambang pasti akan menghasilkan limbah juga. ‘’Tinggal yang perlu dipertanyakan akan kemana nantinya limbah tersebut. Ada DAS Ranoyapo, apakah mungkin akan keluar di kuala terpanjang di Sulut tersebut. Maka dari itu, kita harus siap mengawasinya bersama-sama,’’ ungkap Lumangkun.
Lain lagi penuturan Sean Lesly Setligt. PT SEJ belum eksplorasi, tetapi kenapa sudah memiliki tailing dam. ‘’Katanya belum beroperasi atau belum memiliki izin, kenapa justru telah ada limbah? Rakyat Tokin dan Karimbow-Motoling Timur harus kerja keras. Sebab, foto ini telah tersebar melalui jejaring sosial. Maka dari itu, kita harus hati-hati dengan limbah tersebut. Siapa yang salah dan siapa yang benar?’’ tegas Setligt. (and)