Jakarta, BeritaManado.com – Pasca Pemilu dan Pilpres, perhatian masyarakat kini terarah pada nama-nama yang akan mengisi kabinet pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sejumlah figur asal Sulut diwacanakan masuk jajaran pemerintahan Prabowo Subianto yang akan dilantik sebagai Presiden RI, 20 Oktober 2024 mendatang.
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, salah-satu figur profesional Sulut yang menguat. Dukungan pun datang dari warga Kawanua di Jakarta.
Izer Lisangan, pimpinan organisasi pemuda Kawanua di Jakarta, menyebutkan Maxi Rondonuwu produk asli Sulut dengan kualitas tinggi mampu bersaing di level nasional.
“Dokter Maxi salah satu dari sekian orang Sulut yang berhasil tembus menjadi pejabat di kementerian. Beliau berkiprah benar-benar dari daerah, bahkan menempuh pendidikan di Sulut. Beliau berhasil membuktikan SDM produk Sulut bisa bersaing di tinggi nasional, sangat membanggakan kami,” tukas Izer Lisangen kepada wartawan di Manado, Rabu (22/5/2024).
Dukungan kepada dr. Maxi Rondonuwu juga datang dari Franky Mugama, tokoh masyarakat Nusa Utara telah 40 tahun lebih berdomisili di Jakarta.
Ia mengatakan, riwayat karir Maxi Rondonuwu terbilang langka. Belajar dan awal kerja di daerah. Bermula dari kepala puskesmas, terus menanjak pernah dipercayakan sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sulut dan Direktur Utama RSUP Prof. Kandou Manado.
Lalu ditarik ke Jakarta yang akhirnya berhasil meraih jenjang tertinggi, jadi Pejabat Eselon I/A dengan jabatan Dirjen P2P di Kementerian Kesehatan.
“Ini pencapaian langka. Jadi kalau nanti dipercaya masuk kabinet, itu sesuatu yang lumrah jika melihat perjalanan karirnya,” tutur Franky Mugama.
Sebelumnya diberitakan, jika mencari tahu siapa saja figur asal Sulawesi Utara (Sulut) yang mencapai puncak karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, jadi satu dari sedikit figur Sulut yang berada di level teratas karir birokrasi di tingkat pusat.
Maxi Rondonuwu memegang jabatan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Kementerian Kesehatan sejak 15 Desember 2021.
Perjalanan karir Maxi Rondonuwu terbilang menarik. Sang dokter bahkan sangat dikenal di kalangan masyarakat bukan hanya di daerah asalnya, Sulawesi Utara, tapi juga di daerah lainnya seperti Sulawesi Tengah.
Ditambah lagi, Maxi Rondonuwu juga dikenal sebagai sosok yang sangat akrab dan friendly dengan siapa saja, meski baru dikenalnya sekalipun. Itu menjadi salah satu alasan bagi para alumni Unsrat untuk mengusulkannya agar bisa masuk ke jajaran Kabinet Prabowo-Gibran nanti.
Kesuksesan pria yang kini berusia 60 tahun ini ternyata tidak didapatkannya dengan mudah. Semuanya dimulai saat dirinya menyelesaikan pendidikan menengah.
“Jadi, sebenarnya saya itu berkeinginan masuk di sekolah pelayaran di Jakarta. Tapi saya gagal dalam seleksi,” kata dokter Maxi kepada kepada wartawan di kediaman pribadi di Tateli, Minahasa, Selasa, 21 Mei 2024.
Setelah itu, selama berbulan-bulan dia menjalani kehidupan di Jakarta, sebagai tukang parkir di Pasar Senen, sebelum akhirnya memilih kembali ke Sulawesi Utara.
“Waktu itu, dalam hati saya bergumam. Saya tidak mau hanya jadi tukang parkir. Saya ingin jadi orang yang benar-benar sukses. Jadi saya harus lanjut kuliah,” tukasnya.
Di Manado, dia mendaftar kuliah di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). Saat itu, dua fakultas yang coba dimasukinya, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran.
“Puji Tuhan, saat itu saya lulus di Fakultas Kedokteran. Dari situlah saya giat belajar untuk menyelesaikan studi,” ucap dokter Maxi.
Motivasi untuk menyelesaikan studi dengan hasil maksimal itu, katanya, muncul setelah melihat kegagalan dua saudaranya untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
“Jadi sambil kuliah, saya juga jadi sopir. Itu berlalu hingga kuliah saya selesai,” ungkapnya.
Dia juga menyatakan pernah bertugas di Puskesmas Donggala, Sulawesi Tengah selama 10 tahun. Di situ dia mendapatkan banyak pengalaman berharga sehingga didaulat sebagai kepala puskesmas terbaik se-Sulawesi Tengah.
“Dengan pengalaman yang saya dapatkan selama kurang lebih 34 tahun, saya bisa menjalani tugas dan tanggung jawab yang diberikan,” terangnya.
“Pengalaman dan kepercayaan serta keberanian untuk bertindak menjadi dasar dalam setiap tindakan saya,” pungkas mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dan Dirut RSUP Kandou ini.
Diketahui, sebelum menjabat Dirjen P2P, Maxi Rondonuwu memegang jabatan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sejak Juni 2021, dan Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan sejak 2018.
Dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Unsrat Manado dan meraih gelar Doctor of Health Service Management dari Australia, serta gelar Magister Administrasi Rumah Sakit dari Universitas Sam Ratulangi. Penghargaan terakhir yang diterima adalah Bhakti Karya Husada Dwi Windu 16 Tahun. (***/Jrp)