Manado — Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2020 secara umum mengalami penurunan.
Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,04 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,85 pada Januari 2020 menjadi 105,81 di Februari 2020.
Sedangkan perkembangan inflasi Kota Manado sampai dengan Februari 2020 sebesar -0, 13 persen berdasarkan inflasi tahun kalender dan untuk inflasi year on year (yoy) sebesar 3,50 persen.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) Marthedy M. Tenggehi SSi, MSi berdasarkan rilis resmi BPS kepada awak media, Senin (2/3/2020) kemarin.
“Inflasi Kota Manado pada Februari 2020 disebabkan adanya penurunan Indeks pada kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan dan pengeluaran rutin rumah tangga, transportasi, makanan, minuman, tembakau, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan,” ujar Marthedy Tenggehi.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan Indeks adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pakaian dan alas kaki, penyediaan makanan dan minuman atau restoran, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga.
Menariknya, komoditas yang memberikan sumbangan atau andil terhadap deflasi Kota Manado adalah ikan malalugis atau ikan sohiri, ikan Oci, ikan Selar atau Tude, cabai rawit, lemon, upah asisten rumah tangga, angkutan udara, minyak goreng, sabun detergen dan bensin.
Sedangkan untuk komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar yaitu bawang merah, bawang putih, semangka, tomat, kendaraan rental, daun bawang, cabai merah besar, dan terong.
“Padahal cuaca sedang tidak menentu, tapi kelompok ikan menjadi penyumbang deflasi, menarik ini,” kata Marthedy.
Sementara itu, secara nasional, dari 90 Kota pantauan IHK nasional sebagaimana data dari BPS, sebanyak 73 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi.
Kota Manado menempati urutan ke-12 inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-77 secara nasional.
Sedangkan dari 13 kota IHK yang ada di Pulau Sulawesi, pada Februari 2020 tercatat 11 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,47 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Manado sebesar 0,04 persen.
Terkait kondisi ini, kepada BeritaManado.com, Wakil Wali Kota Manado Mor Dominus Bastiaan SE mengatakan, pemerintah memang tidak bisa mengintervensi terlalu dalam terkait kondisi tersebut, tetapi bisa melakukan upaya-upaya untuk memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat cukup dipasaran.
“Memang bicara inflasi, barometer untuk Sulut ya Manado. Pemerintah sejauh ini berupaya dalam hal ketersediaan bahan pokok, jalur distribusinya dan bagaimana menekan spekulan. Untuk barito (bawang rica tomat), Pemerintah Kota Manado baru saja melaunching program Marijo Ba Kobong, dimana memanfaatkan lahan tidur untuk bercocok tanam. Bisa dimulai dengan Barito, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan rumah dan pasti akan berdampak pada perekonomian,” ungkap Mor Bastiaan.
(Sri surya)