Anjing Mati, Kepala Harus Diperiksa di Laboratorium Provinsi
AMURANG- – Serangan anjing diduga berabies terjadi di Desa Karowa Kecamatan Tompasobaru belum lama ini. Pasalnya dua hari setelah mengigit korban terkahir anjing tersebut langsung mati.
Tommy Mangente (38), Warga Karowa menceritakan, anjing berusia 2,5 bulan tersebut awalnya mengigit istrinya Aneke Semuruk (25) dan Anes Sumuruk (29) adik iparnya pada Jumat pekan lalu.
“Istri dan Ipar saya digigit hari Jumat, di bagian betis kaki. Lalu anjing itu kami kurung namun terlepas,” ujar Tommy, Selasa (11/10) tadi.
Kemudian Sabtu malam, saat dirinya sedang makan, anjing tersebut berada di bawah kolong meja. Tiba-tiba kembali menyerang Tommy dan lagi-lagi menggitnya kakinya.
“Dia kembali gigit saya di kaki, kemudian hari Senin anjing itu mati. Papa mantu yang tidak tahu, langsung membuangnya ke kuala,” ucapnya.
Lanjutnya, saat hari Minggu ke Pontak singgah berobat ke mantri dan sempat mendapatkan suntikan. Hanya, istri dan iparnya belum mendapat pengobatan.
“Tadi kami melapor ke puskesmas, hanya sudah keburu tutup puskesmasnya,” ucap Tommy.
dr Eddy Mangundap, Kepala Puskesmas Tompasobaru, mengatakan laporan memang belum mereka terima.
“Serangan rabies bisa jadi ada atau juga tidak. Sebab kami belum terima laporan, karena mereka mungkin belum berobat,” ucap dr Eddy yang saat dikonfirmasi sedang rapat di Kantor Dinkes Minsel.
Sementara, dr Jefrry Rogi Plt Kadis Kesehatan Minsel mengatan, untuk positif dan tidaknya rabies kepala anjing harus diperiksa di laboratium kesehatan hewan provinsi, sayangnya anjingnya sudah dibuang ke kuala.
“Harus periksa kepala anjing, kalau positif maka korban yang terserang kami akan suntik vaksin rabies, kalau termaksud keluarga kurang mampu, maka Dinkes Minsel bisa membantu,” ungkapnya.
Dijelaskan, anjing setelah menggigit seharusnya dijaga 14 hari, kalau dalam jangka waktu itu meninggal, ada kemungkinan memang berabies, lalu kepala anjing dipotong untuk diperiksa.
“Langkah yang kami akan lakukan, kami harus turun dan menyuntik korban mereka vaksin dahulu, sebab dari laporannya anjing sudah mati,” ungkapnya.
Suntikan vaksin rabies juga kata Rogi, tidak boleh sembarangan, harus benar-benar ke korban yang terserang rabies, sebab ada efek samping meningitis atau atau radang selaput otak. (ape)