Manado – Sering meletusnya Gunung Lokon di Kota Tomohon Sulawesi Utara (Sulut) membuat mayarakat Kota Tomohon sering melakukan pengungsian di tempat-tempat tertentu seperti sekolah dan rumah-rumah ibadah. Akan hal itu, Walikota Tomohon Jimmy Eman berencana akan membuat tempat pengungsian secara permanen.
Hal itu disampaikan Eman pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) di ruang Mapaluse Kantor Gubernur Sulut, langsung ditanggapi Gubernur SH Sarundajang. Sarundajang mengatakan membangun tempat pengungsian itu tidak perlu.
“Sebaiknya itu tempat pengungsian jangan dibangun, kalau dibangun dia meletus terus itu gunung karena sudah ada penampungan,” ujar sarundajang pada Rakorev tersebut.
Tapi menurut Sarundajang, di seluruh dunia tidak ada itu tempat pengungsian secara permanen, karena kalau toh harus diungsikan ke sekolah, gereja dan ke mesjid di persilahkannya karena Sarundajang beralasan hal itu hanya bersifat temporer.
“Tidak selamanya ditempat pengungsian, jadi tidak perlu bikin yang khusus kecuali uang sudah berlimpah lain lagi. Jadi, biasanya tempat pengungsian di stadion, rumah ibadah, seperti di Jakarta kan di rumah ibadah tiga hari abis. tapi kalau so ada tampa mengungsi dia akan berusaha bikin mengungsi lagi karena so sadia tampa, ini bukan kelakar tetapi belum ada yang kita lihat mengantisipasi tempat pengungsian, belum, kalau ada contoh kasih tahu, tapi selama ini kita pikir belum,” jelas Sarundajang yang juga Ketua Umum AIPI ini. (Jrp)
Manado – Sering meletusnya Gunung Lokon di Kota Tomohon Sulawesi Utara (Sulut) membuat mayarakat Kota Tomohon sering melakukan pengungsian di tempat-tempat tertentu seperti sekolah dan rumah-rumah ibadah. Akan hal itu, Walikota Tomohon Jimmy Eman berencana akan membuat tempat pengungsian secara permanen.
Hal itu disampaikan Eman pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) di ruang Mapaluse Kantor Gubernur Sulut, langsung ditanggapi Gubernur SH Sarundajang. Sarundajang mengatakan membangun tempat pengungsian itu tidak perlu.
“Sebaiknya itu tempat pengungsian jangan dibangun, kalau dibangun dia meletus terus itu gunung karena sudah ada penampungan,” ujar sarundajang pada Rakorev tersebut.
Tapi menurut Sarundajang, di seluruh dunia tidak ada itu tempat pengungsian secara permanen, karena kalau toh harus diungsikan ke sekolah, gereja dan ke mesjid di persilahkannya karena Sarundajang beralasan hal itu hanya bersifat temporer.
“Tidak selamanya ditempat pengungsian, jadi tidak perlu bikin yang khusus kecuali uang sudah berlimpah lain lagi. Jadi, biasanya tempat pengungsian di stadion, rumah ibadah, seperti di Jakarta kan di rumah ibadah tiga hari abis. tapi kalau so ada tampa mengungsi dia akan berusaha bikin mengungsi lagi karena so sadia tampa, ini bukan kelakar tetapi belum ada yang kita lihat mengantisipasi tempat pengungsian, belum, kalau ada contoh kasih tahu, tapi selama ini kita pikir belum,” jelas Sarundajang yang juga Ketua Umum AIPI ini. (Jrp)