Manado – Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang menyampaikan perkiraan total kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Sulut, Rabu (15/1/2014) lalu mencapai Rp 1.871 triliun.
Angka ini menurut Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) ini, terdiri dari Infrastruktur PU (bina marga, cipta karya, SDA) mencapai Rp 794 miliar, Infrastruktur Non PU (jaringan listrik, komunikasi, perumahan) mencapai Rp377 miliar, kerugian perlengkapan/alat rumah tangga sebesar Rp200 miliar, kerugian kehilangan usaha (perdagangan, UMKM, dll) Rp475 miliar, kendaraan roda empat dan roda dua sebesar Rp25 miliar.
“Untuk korban jiwa sampai saat ini mencapai 19 orang, yang terdiri dari Kota Manado 6 orang, Tomoho 6 orang, Minahasa 6 orang dan Minut 1 orang. Untuk jumlah warga terdapat kurang lebih 107.000 jiwa, jumlah warga mengungsi 15 ribu,” kata Sarundajang, Rabu (22/1/2014).
Sedangkan upaya penanganan darurat yang telah dilakukan kata dia, antara lain telah melaporkan kejadian awal kepada pemerintah pusat dan BNPB, mengaktifkan dan membentuk posko penanggulangan bencana di Provinsi, Pos Komando di kabupaten/kota, posko-posko lapangan (posko pengungsian, posko kesehatan dan dapur umum) serta media center.
Sarundajang menambahkan, pendataan dampak bencana (korban dan kerusakan), menyatakan status status tanggap darurat dan menentukan masa tanggap darurat selama 14 hari sejak kejadian serta mendistribusikan bantuan logistik kepada warga korban bencana. (rizathpolii)