NARAYA Fauzan, itulah nama wanita berparas cantik dan manis ini. Walau diakuinya, Aya-demikian panggilan kesayangannya bukan asli Minahasa atau Manado sekalipun. Namun ternyata, saya senang sekali makan bubur Manado atau kata dorang bilang Tinutuaan.
‘’Saya baru sekali datang di Manado, tapi selama tiga hari. Di Manado pun dalam rangka tugas di Lembaga Pamong Institute Jakarta. Tapi, kenapa ya saya sangat senang dengan orang Manado atau Minahasa pada umumnya,’’ ujar Aya.
Menurut Aya lagi, kita lai suka makan bubur Manado. Termasuk, senang belajar logat Manado. Sampai-sampai, banyak ketemu orang Manado, sepertinya tertarik dengan bahasa orang Manado.
‘’Oh iyo, kita suka skali ba lagot Manado. Biar jo, masih pata-patah. Tapi, kita senang skali. Sebab lagi, orang Manado sangat lucu dan senang bergaul,’’ kata Aya dengan logat Manado pata-pata.
Perempuan kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini mengaku masih single. Bahkan, kalau Tuhan berkeinginan, mo cari paitua orang Manado. ‘’Sebagai staf Lembaga Pamong Institute Jakarta, saya juga harus berada disatu daerah ke daerah lainnya. Termasuk Manado dan Minahasa pada umumnya. Baru-baru ini, Lembaga Pamong Institute Jakarta sukses menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada Hukum Tua dan Lurah se-Kabupaten Minahasa Selatan. Nah, bertambah lagi pergaulan dengan orang Minsel,’’ jelas alumni SMKN 32 Jakarta ini.
Katanya, ingin melihat kemajuan Manado dan Sulawesi Utara melalui Pamong Institute Jakarta. ‘’Saya berharap dirinya dapat memberikan sumbangsih dalam proses pemberdayaan aparatur Indonesia. Termasuk daerah Sulawesi Utara, diantaranya Manado dan Minahasa Selatan yang telah ikut bekerjasama dengan lembaga ini,’’ sebut putri bungsu dari 7 bersaudara ini.
‘’Sekali lagi, saya sangat senang berada di Manado. Sebab, suasana Manado yang sangat bersahabat dan saya rindu untuk kembali lagi ke Manado. Doakan ya, supaya saya bisa kembali ke Manado. Lagipula, saya sudah punya teman di Manado dan Minsel,’’ pungkas Aya-demikian panggilang sayangnya. (andries)
NARAYA Fauzan, itulah nama wanita berparas cantik dan manis ini. Walau diakuinya, Aya-demikian panggilan kesayangannya bukan asli Minahasa atau Manado sekalipun. Namun ternyata, saya senang sekali makan bubur Manado atau kata dorang bilang Tinutuaan.
‘’Saya baru sekali datang di Manado, tapi selama tiga hari. Di Manado pun dalam rangka tugas di Lembaga Pamong Institute Jakarta. Tapi, kenapa ya saya sangat senang dengan orang Manado atau Minahasa pada umumnya,’’ ujar Aya.
Menurut Aya lagi, kita lai suka makan bubur Manado. Termasuk, senang belajar logat Manado. Sampai-sampai, banyak ketemu orang Manado, sepertinya tertarik dengan bahasa orang Manado.
‘’Oh iyo, kita suka skali ba lagot Manado. Biar jo, masih pata-patah. Tapi, kita senang skali. Sebab lagi, orang Manado sangat lucu dan senang bergaul,’’ kata Aya dengan logat Manado pata-pata.
Perempuan kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini mengaku masih single. Bahkan, kalau Tuhan berkeinginan, mo cari paitua orang Manado. ‘’Sebagai staf Lembaga Pamong Institute Jakarta, saya juga harus berada disatu daerah ke daerah lainnya. Termasuk Manado dan Minahasa pada umumnya. Baru-baru ini, Lembaga Pamong Institute Jakarta sukses menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada Hukum Tua dan Lurah se-Kabupaten Minahasa Selatan. Nah, bertambah lagi pergaulan dengan orang Minsel,’’ jelas alumni SMKN 32 Jakarta ini.
Katanya, ingin melihat kemajuan Manado dan Sulawesi Utara melalui Pamong Institute Jakarta. ‘’Saya berharap dirinya dapat memberikan sumbangsih dalam proses pemberdayaan aparatur Indonesia. Termasuk daerah Sulawesi Utara, diantaranya Manado dan Minahasa Selatan yang telah ikut bekerjasama dengan lembaga ini,’’ sebut putri bungsu dari 7 bersaudara ini.
‘’Sekali lagi, saya sangat senang berada di Manado. Sebab, suasana Manado yang sangat bersahabat dan saya rindu untuk kembali lagi ke Manado. Doakan ya, supaya saya bisa kembali ke Manado. Lagipula, saya sudah punya teman di Manado dan Minsel,’’ pungkas Aya-demikian panggilang sayangnya. (andries)