
Bitung – Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang (IvanSa) mendapatkan kesempatan istimewa mendampingi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Selasa (2/5/2017) saat menyambut berlabuhnya Kapal Ro-Ro yang berlayar dari Davao, General Santos dan Bitung.
Seperti diektahui rute pelayaran tersebut telah diresmikan Presiden RI Ir Joko Widodo bersama Presiden Filipina Duterte, Minggu (30/4/2017) lalu di Pelabuhan Kudos Davao. Dengan adanya pelayaran tersebut, tentunya diharapkan akan mendapatkan keuntungan bernilai ekonomi bagi Sulawesi Utara khususnya di sektor perdagangan.
Wakil Bupati IvanSa sendiri mengatakan bahwa Bitung akan menerima manfaat positif yang sangat besar. Selain itu ada juga beberapa daerah penyangga, namun dengan catatan, apabila mampu menghasilkan konektivitas program inovatif dan solutif. Diakuinya bahwa hal itu adalah ide cerdas dari Gubernur Olly Dondokambey.
“Saya menilai beliau sangat memahami konsep MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Letak geografis Pelabuhan Samudera Bitung sangat strategis, apalagi posisinya yang berhubungan dengan Samudera Pasifik (Asia Timur dan Asia Pasifik). Dari Bitung ke Jepang bisa ditempuh dengan jarak 3.144,28 mil memakan waktu 4 hari pelayaran. Jika dibandingkan dari Jakarta via Singapura, akan memakan waktu sampai 9 hari.
Bitung-Ho Chi Minh pada jarak tempuh 1.503,79 mil bisa dicapai dengan 2 hari pelayaran. Bitung-Seoul 2.870,87 mil 3 hari pelayaran. Bitung-Manila 1.230,37 mil ditempuh 2 hari pelayaran. Itu artinya Bitung dan Sulut pada umumnya sangat potensial untuk dijadikan rute perdagangan internasional.
Sulut sendiri berada pada zona 4 dari 6 Zona Ekonomi Indonesia. Letak geografis harus dioptimalkan dengan menghasilkan ide-ide brilian sebgaimana yang dilakukan Gubernur Olly. Menurut IvanSa sendiri, bagi Minahasa ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan.
“Alasannya antara lain karena proses ekspor-impor semakin menggeliat, Kapal RO-RO tidak hanya membawa barang, tapi juga ada proses ekspor, proses ekspor produknya diambil dari potensi di masing-masing wilayah. Sebagai daerah penyangga, Minahasa punya produk unggulan di sektor pertanian, perikanan, UKM dan berbagai sektor lainnya,” katanya
Belum lagi menurut IvanSa adacengkeh, jagung, rempah-rempah, kelapa, fanili dan lain sebagainya. Lanjut IvanSa yaitu di Minahasa harus mampu menciptakan skala industry masing-masing produk unggulan. Selanjutnya harus juga mampu memenuhi kebutuhan local dan sebisa mungkin ekspor. Hal itu bisa diikuti dengan kemampuan untuk mengemas produk local tapi berskala internasional.
“Saya ingatkan kepada seluruh Kepala SKPD di Minahasa untuk bersikap cerdas untuk menanggapi peluang ini. Harus ada kesadaran abwha kapasitas pribadi masing-masing kepala SKPD harus ditingkatkan. Haru memiliki kualitas global, mampu menjawab tantangan dengan menciptakan program-program inovatif dan menjawab kebutuhan. Ingat bahwa Minahasa adalah daerah penyangga. Karena itu kita harus berperan. Kita harus membuktikan kepada masyarakat bahwa Pemkab Minahasa juga mmapu,” ungkap IvanSa. (***/frangkiwullur)