Manado – Ada yang berbeda dari seleksi pemain Persma 1960 kali ini. Untuk pertama kalinya, pemain yang memiliki kekurangan fisik masuk dalam daftar peserta seleksi.
Rusdy Barao, pria yang lahir tanggal 1 Januari 1992 ini menjadi bukti bahwa kekurangan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya.
Kecelakaan yang menyebabkan tangan kanannya harus diamputasi pada tahun 2013 silam ini tak menyurutkan niatnya untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Manado.
“Tangan saya diamputasi tahun 2013. Tapi saya tidak mau menyerah dengan keadaan. Kecintaan saya kepada sepak bola Manado, khususnya Persma membuat saya semangat untuk mengikuti seleksi ini,” ujar Rusdy.
Berbekal pengalaman sebagai pemain Persma Junior ditahun 2009 dan berbagai kompetisi lainnya, Rusdy tampil percaya diri di lapangan sekaligus menunjukkan bahwa dirinya punya skill pemain sepak bola yang patut diperhitungkan.
Kepada BeritaManado.com, pelatih Persma 1960, Raja Akhuk Thalib pun mengaku bangga karena Rusdy masuk sebagai peserta seleksi. Kehadirannya menjadi motivasi bagi rekan-rekan sesama peserta seleksi bahkan seluruh masyarakat, apalagi skill yang dimilikinya tak bisa diremehkan oleh pemain lain yang punya fisik sempurna.
“Selaku pelatih tim, saya bangga, salut karena dalam keterbatasannya Rusdy mampu membuktikan bahwa itu bukan halangan untuk berkarya. Mainnya bagus, skillnya juga baik, tak kalah dari yang lain. Siapapun punya kesempatan masuk tim, kalaupun dia lebih baik dari yang lain, kenapa tidak?” kata Akhuk. (srisurya)
Manado – Ada yang berbeda dari seleksi pemain Persma 1960 kali ini. Untuk pertama kalinya, pemain yang memiliki kekurangan fisik masuk dalam daftar peserta seleksi.
Rusdy Barao, pria yang lahir tanggal 1 Januari 1992 ini menjadi bukti bahwa kekurangan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya.
Kecelakaan yang menyebabkan tangan kanannya harus diamputasi pada tahun 2013 silam ini tak menyurutkan niatnya untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Manado.
“Tangan saya diamputasi tahun 2013. Tapi saya tidak mau menyerah dengan keadaan. Kecintaan saya kepada sepak bola Manado, khususnya Persma membuat saya semangat untuk mengikuti seleksi ini,” ujar Rusdy.
Berbekal pengalaman sebagai pemain Persma Junior ditahun 2009 dan berbagai kompetisi lainnya, Rusdy tampil percaya diri di lapangan sekaligus menunjukkan bahwa dirinya punya skill pemain sepak bola yang patut diperhitungkan.
Kepada BeritaManado.com, pelatih Persma 1960, Raja Akhuk Thalib pun mengaku bangga karena Rusdy masuk sebagai peserta seleksi. Kehadirannya menjadi motivasi bagi rekan-rekan sesama peserta seleksi bahkan seluruh masyarakat, apalagi skill yang dimilikinya tak bisa diremehkan oleh pemain lain yang punya fisik sempurna.
“Selaku pelatih tim, saya bangga, salut karena dalam keterbatasannya Rusdy mampu membuktikan bahwa itu bukan halangan untuk berkarya. Mainnya bagus, skillnya juga baik, tak kalah dari yang lain. Siapapun punya kesempatan masuk tim, kalaupun dia lebih baik dari yang lain, kenapa tidak?” kata Akhuk. (srisurya)