
Manado, BeritaManado.com — Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Drs Mahyudin Damis MHum prihatin dengan kondisi pemukiman warga di Manado yang nyaris berdekatan dengan mulut jurang.
Menurut Mahyudin Damis, seharusnya sedari awal Pemkot Manado membuat kebijakan yang melarang pembangunan pemukiman di daerah berbahaya seperti di atas tebing dan bantaran sungai.
“Tapi sudah terlanjur dan sekarang itu malah menjadikan masalah baru,” kata Mahyudin kepada BeritaManado, Sabtu (17/10/2020).
Dikatakan, kondisi ini menunjukan sistim pemerintahan tidak berjalan dari bawah ke atas.
“Kepala lingkungan harusnya sudah tahu kondisinya. Jadi sejak dulu mesti laporkan ke lurah dan dinas terkait. Jangan terus menunggu,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 10 kepala keluarga di Kelurahan Tikala Kumaraka, Lawangirung dan Teling Atas tak bisa tidur nyenyak jika musim hujan seperti sekarang.
Pasalnya, rumah mereka berada di atas tebing.
Ngerinya, ada yang tinggal satu meter dengan mulut jurang.
“Ada enam rumah. Bukan hanya di dekat jurang, ada juga di bawah tebing,” kata Anggota Komisi III DPRD Kota Manado, Lucky Datau kepada BeritaManado.com, Kamis (15/10/2020).
Lucky Datau yang meninjau langsung, menerima segudang aspirasi warga di sana.
“Mereka sangat khawatir saat hujan. Bahkan, sudah ada rumah patah karena longsor,” bebernya.
Lucky mendapat informasi jika keinginan warga setempat sudah disampaikan pada musrenbang beberapa waktu lalu.
“Mereka ingin dibangunkan talud, tapi hingga kini belum terealisasi,” ujarnya.
Lucky sudah berkoordinasi dengan eksekutif agar ada solusi secepatnya.
(Alfrits Semen)