
BeritaManado.com — Ketua DPR-RI Puan Maharani bersama Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ir. Rita Maya Dondokambey – Tamuntuan mengikuti parade berkebaya bersama ibu negara Iriana Joko Widodo, Minggu (2/9/2022).
Kegiatan tersebut dalam rangka Hari Batik Nasional dan turut mendukung gerakan pengajuan Hari Kebaya Nasional dan Kebaya Goes to UNESCO.
Acara dibuka langsung oleh Iriana Joko Widodo.
Sementara parade dimulai dari Rumah Dinas Walikota Surakarta Loji Gandrung sampai Dalem Wuryoningratan, melintasi Jalan Slamet Riyadi, sepanjang 750 meter.
Spesialnya, parade berkebaya bersama ibu negara itu, mencatatkan rekor dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Agenda yang diikuti 3000-an peserta ini menciptakan catatan sejarah, karena tidak sekadar menorehkan prestasu nasional melainkan dunia.
Pemecahan rekor dunia sendiri adalah kategori berkebaya dengan Jarik Wirun Solo dengan peserta wanita terbanyak.
Yakni diserahkan dari perwakilan MURI kepada Iriana didepan panggung utama.
Parade dimulai Pukul 14.30 WIB setelah dilepas ibu negara di Loji Gandrung hingga finish di depan House of Danarhadi.
Puan Maharani ikut bergabung dalam parade, disusul ibu-ibu OASE Kabinet Indonesia Maju, dan istri-istri gubernur hingga perwakilan komunitas wanita seluruh Indonesia.
Iriana mengatakan, kebaya telah lama menjadi ciri gaya berbusana khas perempuan Indonesia.
“Citra perempuan Indonesia ya mengunakan kebaya. Jadi ke depan saya ingin sekali minimal sepekan sekali, ibu-ibu, wanita-wanita Indonesia mengenakan kebaya dalam berkegiatan sehari-hari,” ujar Iriana.
Iriana juga berterima kasih kepada para wanita yang tidak malu mengenakan kebaya dalam kehidupan mereka dan berkegiatan sehari-hari.
Ia berharap, kesetiaan dan kecintaan ibu-ibu pada kain dan kebaya menjadi menginspirasi kaum perempuan dan generasi muda Indonesia.
“Kita harus bangga dan semakin mencintai kain dan kebaya sebagai citra perempuan Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan petisi atau pernyataan dukungan kebaya sebagai warisan dunia kepada UNESCO dan penetapan Hari Kebaya Nasional.
(***/Alfrits Semen)