Manado, BeritaManado.com – Sulawesi Utara yang berhadapan Samudra Pasifik merupakan pintu bagi investasi.
Geoposisi Sulut yang lebih dekat dengan negara-negara besar pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan pasifik menjadi keuntungan jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya atau Makasar.
Olehnya, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Sulut Rio Dondokambey, mengajak seluruh pengusaha Sulut agar tidak melepas kesempatan ini.
“Sulut ada di ujung dan berhadapan negara-negara ASIA Pasifik. Pelaku usaha besar itu seperti Jepang, Cina dan lain-lain kalau mau ke Indonesia, mau naik kendaraan apa saja, itu paling dekat masuk ke Sulut. Sehingga Sulut harus jadi pemain utama di industri Indonesia,” ujar Rio Dondokambey dalam Silahturahmi Kadin Sulut bersama Kadin Indonesia dan Menteri Investasi/Kepala Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, di Manado, Sabtu (12/6/2021).
Rio mengutarakan beberapa keuntungan jika Sulut jadi pemain utama di industri, salah satunya adalah harga barang di wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku akan lebih terjangkau.
Ini dinilai sejalan dengan mimpi Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran
“Kenapa? Karena barang-barang masuk lewat Sulut, yang beli dari Papua, Maluku itu harganya jauh lebih murah. Pak Jokowi punya mimpi mewujudkan pemerataan pembangunan. Saya yakin, ketika Sulut bisa menjadi pemain utama industri tanah air, maka Sulut mewujudkan mimpi pak Jokowi,” tegas Rio.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut ini mengapresiasi kedatangan Menteri Bahlil Lahadalia, yang dianggap sebagai idola para pengusaha muda Indonesia.
Putra Gubernur Sulut Olly Dondokambey itu langsung menodong minta bantuan menteri agar mempromosikan Sulut kepada investor.
“Bantulah kita di Sulut pak, dengan mengajak semakin banyak orang datang ke Sulut. Kadin sebagai mitra pemerintah, akan terus mendukung pelaku usaha, apapun keputusan dan rencana pemerintah dalam melakukan pengembangan disini. Tapi tentu kami butuh dukungan dari pemerintah pusat. Semoga semakin banyak investor,” pungkas Rio.
Sulut sendiri merupakan daerah istimewa bagi Menteri Bahlil Lahadalia.
Ia mengisahkan, tahun 1999 pernah mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kota Manado.
“Sulut bukan hal baru bagi kami khususnya bagi saya. Kenapa? Karena Papua, Maluku, Maluku Utara basis pendidikannya hanya Sulut dan Sulawesi Selatan. Dulu saya ke Manado naik kapal ke Pelabuhan Bitung” kenang Bahlil yang mengaku pernah mencicipi bubur Manado dan cap tikus.
Terkait investasi, Bahlil mengakui, kondisi ekonomi global sedang terguncang.
Tahun 2019 terjadi perang dagang antara Cina dan Amerika.
Sebelumnya ada krisis politik di Amerika (Yugoslavia dan Venezuela) lalu konflik di timur tengah, disusul pandemi COVID-19.
Kondisi ini membuat investasi kacau, salah satu yang merasa dampaknya adalah Indonesia.
Namun begitu, Bahlil kagum, karena di tengah pandemi, terjadi sejarah baru dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Baru kali ini pertumbuhan investasi di luar Jawa lebih besar dari yang di Jawa. Tahun 2021, target investasi Indonesia sekitar Rp900 triliun. Kuartal pertama sudah capai Rp200 triliun dan terbanyak itu dari daerah di luar Pulau Jawa,” beber Bahlil.
Lanjut Bahlil, pengusaha sangat berperan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang didominasi dari sektor konsumsi (daya beli masyarakat).
“Pengusaha adalah pahlawan menjaga kedaulatan bangsa sehingga pemerintah harus mendukung, salah satunya menghadirkan UU Ciptakan Kerja yang memangkas birokrasi yang berbelit-belit,” ujar Bahlil.
Silahturahmi malam ini turut dihadiri Arsjad Rasjid, yang merupakan Wakil Ketua Umum KADIN bidang Pengembangan Pengusaha Nasional yang fokus untuk mengakselerasi kewirausahaan nasional yang inklusif dan terarah, termasuk mengembangkan wirausaha sosial dan pemula.
Arsjad Rasjid merupakan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, yang kini hendak maju sebagai Calon Ketua Umum KADIN Indonesia.
Dalam pertemuan dengan KADIN Sulut, Arsjad menegaskan, tanpa investasi, maka ekonomi bangsa tidak jalan.
Olehnya, ia menilai, Presiden Jokowi telah mengambil langkah tepat dengan membuat Kementerian Investasi.
Arsjad turut memotivasi para pengusaha Sulut agar tak patah arang dalam dunia investasi.
“Kadin itu bukan politik kekuasaan tapi politik kesejahteraan. Kita ingin membuat semua masyarakat sejahtera. Kita lihat kembali baiknya regulasi KADIN. Selama ini UU KADIN belum dilaksanakan secara menyeluruh. Apakah perlu Keppres atau lainnya itu butuh bantuan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, turut dilakukan deklarasi dukungan KADIN Sulut kepada Arsjad Rasjid untuk menjadi Ketua Umum KADIN Indonesia.
“Kami KADIN Sulawesi Utara, dengan sepenuh hati mendeklarasikan Bapak Arsjad Rasjid sebagai Cslon Ketua Umum KADIN Indonesia. Ini keputusan yang kita tentukan, setelah melewati dinamika,” ujar Ketua Umum KADIN Sulut Rio Dondokambey usai membaca naskah deklarasi nomor: 01/KS/SLU-DK/VI/2021.
(Finda Muhtar)