Siau-Pilar kekuatan yang mengantar kandidat Bupati Toni Supit (Tonsu) meraih kemenangan pada Pemilukada 2008 cerai berai, pasca retaknya pasangan Sukur (Supit-Kuera) Jilid II dalam suksesi Sitaro 2013.
Tommy Kansil yang dulu menjadi ketua tim pemenangan Sukur memilih mengikuti Drs. Piet Hein Kuera yang maju bersama Drs. Winsulangi Salindeho dalam tarung poltik Sitaro 5 Juni mendatang. “Benar saya meninggalkan Tonsu. Saat ini saya menjadi ketua tim pemenangan Salindeho-Kuera,” kata Kansil. Alasan Kansil, Tonsu gagal membawa perubahan di Sitaro. “Tonsu lebih sibuk mengurus proyek-proyek dari pada mengurus peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujarnya baru-baru.
Senada dengan Kansil, Irjen Pol Drs Tommy T Jacobus yang dulunya tim pemenangan Sukur juga menyatakan mencabut dukungannya terhadap kandidat Bupati Toni Supit dalam Pemilukada Sitaro kali ini.
“Saya tidak lagi bersama Tonsu!” tegas petinggi Polri itu. Dikatakannya, ia saat ini mendukung pasangan Salera (Salindeho-Kuera).
Sementara konsultan strategi pemenangan Sukur 2008 Dirno Kaghoo, SSos juga hengkang dari Tonsu dan bergabung bersama pasangan Salera menjadi Konsultan Strategi.
Para tokoh Sitaro yang terdepak dalam seleksi menjadi kandidat Wakil Bupati usungan PDIP Sitaro juga rame-rame tinggalkan Tonsu dan bergabung ke pasangan Salera. Lebih miris lagi, kekuatan PDIP disejumlah kecamatan dan kampung ikut serta meninggalkannya.
“Kami meninggalkan Tonsu karena ia dalam 5 tahun memimpin tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Kehidupan rakyat di pulau Biaro sebagai contoh sangat terpuruk karena harga BBM yang mahal serta jatah distribusi yang terbatas. Sedang pembangunan sarana publik nyaris tak ada, “ papar Toyo Kawowode, pengurus Ranting PDIP di Pulau Biaro.
Sorotan yang mengarah ke kiprah Tonsu selang 5 tahun memimpin Sitaro, dibenarkan Wakil Bupati Sitaro Drs. Piet Hein Kuera. “Memang benar Bupati Toni Supit lebih banyak meninggalkan daerah. Ia lebih sibuk di luar daerah dari pada di Sitaro. Beliau masuk kantor 3 hari dan selama 2 minggu absen karena berada di luar daerah,” kata Kuera. Persoalan itu kata Kuera, membuat banyak urusan yang menyangkut pelayanan ke masyarakat terbengkalai.
Sedang tudingan banyak kalangan dimana Bupati Supit lebih banyak mengalokasikan proyek ke kontrak luar Sitaro juga dibenarkan Kuera. “Proyek miliaran itu selalu dijatahkan bagi kontraktor dari Manado dan Ternate, karena istri Tonsu dari Ternate. Sedang pengusaha lokal hanya proyek yang kecil-kecil. Tonsu juga mengambil fee yang besar dari semua proyek itu,” papar Wabup Kuera dalam tatap muka dengan masyarakat Kampung Minanga (24/4). (**/alf)