Edisi terakhir Sinar Harapan
Manado – Salah satu surat kabar tertua di negeri ini, Sinar Harapan dinyatan tak lagi terbit per tanggal 1 Januari 2016. Surat kabar yang terbit sore hari itu resmi dinyatakan tutup atas permintaan investor karena dianggap tak pernah memberikan keuntungan semenjak terbit perdana 27 April 1961.
“Penutupan adalah keputusan investor berdasarkan perhitungan dan untuk dicatat. Sinar Harapan tak mengalami keuntungan sejak belasan tahun berdiri, investor selalu mensubsidi kebutuhan Sinar Harapan. Investor kami sudah sangat toleran dan baik terhadap pemenuhan hak karyawan dan jalannya perusahaan,” kata Pemimpin Redaksi Sinar Harapan, Eric Somba seperti dikutip dari okezone.com.
Eric mengatakan, edisi terakhir Sinar Harapan terbit 31 Desember 2015 sore seiring dengan pemberian hak-hak para wartawan dan karyawan.
“Kita diberikan haknya, sesuai dengan kewajiban. Bahkan di atas perundang-undangan yang berlaku, sangat memuaskan,” katanya.
Dalam catatan salah satu pendiri Sinar Harapan, Kristanto Hartadi juga menyatakan, sejak awal surat kabar itu selalu kesulitan keuangan. Hanya berkat kemurahan Tuhan Yesus, ia bisa tetap terbit sampai akan ditutup pada 1 Januari 2016.
Catatan terakhir Pemimpin Umum/Ketua Dewan Redaksi Sinar Harapan, Daud Sinjal di laman sinarharapan.co menyampaikan permohonan maaf serta terima kasih kepada pembaca dan narasumber Sinar Harapan.
“Kepada para narasumber yang setia, kami menyampaikan pamit seraya meminta maaf karena Sinar Harapan sudah tidak terbit lagi pada 2016. Kami berterima kasih dan bersyukur mempunyai teman-teman yang telah bersama hadir di Sinar Harapan sejak penerbitan pertamanya dan berlanjut pada penerbitan keduanya,” katanya.
Sementara itu, koran Sinar Harapan pertama kali terbit pada 27 April 1961. Pada awal pendirian, HG Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi.
Pada awalnya berdiri oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”.
Sinar Harapan pernah dibredel pada 1986 namun kembali terbit pada 2001 dan terus mengibarkan bendera hingga 2015. Namun tepat pada Jumat (1/1/2016), koran tertua di Tanah Air itu harus mengikuti jejak koran lainnya seperti harian Jurnal Nasional yang bangkrut pada 2014 silam.(*/redaksi)
Edisi terakhir Sinar Harapan
Manado – Salah satu surat kabar tertua di negeri ini, Sinar Harapan dinyatan tak lagi terbit per tanggal 1 Januari 2016. Surat kabar yang terbit sore hari itu resmi dinyatakan tutup atas permintaan investor karena dianggap tak pernah memberikan keuntungan semenjak terbit perdana 27 April 1961.
“Penutupan adalah keputusan investor berdasarkan perhitungan dan untuk dicatat. Sinar Harapan tak mengalami keuntungan sejak belasan tahun berdiri, investor selalu mensubsidi kebutuhan Sinar Harapan. Investor kami sudah sangat toleran dan baik terhadap pemenuhan hak karyawan dan jalannya perusahaan,” kata Pemimpin Redaksi Sinar Harapan, Eric Somba seperti dikutip dari okezone.com.
Eric mengatakan, edisi terakhir Sinar Harapan terbit 31 Desember 2015 sore seiring dengan pemberian hak-hak para wartawan dan karyawan.
“Kita diberikan haknya, sesuai dengan kewajiban. Bahkan di atas perundang-undangan yang berlaku, sangat memuaskan,” katanya.
Dalam catatan salah satu pendiri Sinar Harapan, Kristanto Hartadi juga menyatakan, sejak awal surat kabar itu selalu kesulitan keuangan. Hanya berkat kemurahan Tuhan Yesus, ia bisa tetap terbit sampai akan ditutup pada 1 Januari 2016.
Catatan terakhir Pemimpin Umum/Ketua Dewan Redaksi Sinar Harapan, Daud Sinjal di laman sinarharapan.co menyampaikan permohonan maaf serta terima kasih kepada pembaca dan narasumber Sinar Harapan.
“Kepada para narasumber yang setia, kami menyampaikan pamit seraya meminta maaf karena Sinar Harapan sudah tidak terbit lagi pada 2016. Kami berterima kasih dan bersyukur mempunyai teman-teman yang telah bersama hadir di Sinar Harapan sejak penerbitan pertamanya dan berlanjut pada penerbitan keduanya,” katanya.
Sementara itu, koran Sinar Harapan pertama kali terbit pada 27 April 1961. Pada awal pendirian, HG Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi.
Pada awalnya berdiri oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”.
Sinar Harapan pernah dibredel pada 1986 namun kembali terbit pada 2001 dan terus mengibarkan bendera hingga 2015. Namun tepat pada Jumat (1/1/2016), koran tertua di Tanah Air itu harus mengikuti jejak koran lainnya seperti harian Jurnal Nasional yang bangkrut pada 2014 silam.(*/redaksi)