Catatan: Ruland Sandag
Tanggal 23 Mei mendatang 5 tahun sudah usia kabupaten berjuluk ‘Pemulihan’ Minahasa Tenggara (Mitra) resmi mekar dan menjadi kabupaten baru di Sulut.
Berbagai pembangunan telah dilakukan pihak pemerintah, mulai dari jaman Pjt bupati Albert Pontoh hingga bupati Telly Tjanggulung. Pembangunan baik dibidang pendidikan, kesehatan, sarana prasaran, infrastruktur jalan dan jembatan, pertanian, kelautan dan masih banyak lagi memang sudah dilaksanakan orang nomor satu di daerah ini, namun harus diakui pula bahwa pembangunan belum dilaksanakan secara merata di daerah ini.
Diusia yang ke-5 ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bupati pertama pilihan rakyat Mitra Telly Tjanggulung. PR pertama yang mesti dikerjakan adalah memperbaiki benang yang putus dan kusut antara bupati Telly Tjanggulung dan Wakil Bupati Drs Jeremia Damongilala. Dimana selang 3 tahun terkhir ini terlihat tidak harmonis. Berikutnya, masalah tapal batas baik Mitra-Minsel dan juga Mitra-Boltim, persoalan lahan yang dihibahkan Jenderal Jhoni Lumintang sebagi lahan kantor bupati, dan kini dijadikan kantor DPRD, masalah hutan lindung Kalatin yang kini telah ditempati warga, penataan ibu kota Ratahan, dimana saat ini hanya sekelas ibu kota kecamatan, dan yang saat ini sedang ramai diberitakan adalah masalah kehadiran perusahaan tambang PT Sumber Energi Jaya (SEJ) di wilayah Kalait. Dimana menjadi ancaman besar masyarakat sekitar.
Dari berbagai persolan itu, tentu masih banyak lagi yang hasus dituntaskan bupati Telly Tjanggulung satu tahun kedepan sebelum masa jabatannya berakhir. Pertanyaannya, mampukah seorang Telly Tjanggulung menyelesaikan PR yang sudah menumpuk ini…?Semoga…!
Disisi lain sendiri, pujian terus dialamatkan kepada bupati T2 karena telah berhasil mengangkat citra Minahasa Tenggara. Namun tak sedikit juga yang mengkritisi beliau. Dimana menurut sejumlah kalangan, bupati T2 adalah sosok pemimpin masa depan yang mempunyai berbagai kelebihan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam tugas. Disayangkan, bupati sering mengambil langkah dan keputusan yang merugikan. Ini dikarenakan bupati terlalu capat menerima dan menindaki akan laporan dan informasi dari orang-orang tertentu, yang belum pasti soal kebenarannya.
Persoalan ini juga tak kalah pentingnya harus disikapi istri Dr Elly Lasut ini. Pastinya banyak harapan, impian dan cita-cita luhur masyarakat Mitra yang digantungkan dipundak bupati Telly Tjanggulung. Semoga semua akan dapat terjawab dan dilakukan bunda Mitra satu tahun kedepan bahkan enam tahun yang akan datang jika beliau masih dipercayakan memimpin kabupaten Minahasa Tenggara.(***)