Bitung – Jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di dua TPS di Kelurahan Batulubang Kecamatan Lembeh Selatan, Selasa (15/4/2014), beredar kabar jika bakal diwarnai dengan politik uang atau money politik. Buktinya, dari informasi yang disampaikan sejumlah pemilih di kelurahan tersebut, sejumlah Caleg mulai menawarkan Rp500 ribu hingga Rp750 ribu per pemilih agar mencoblos dirinya dalam PSU.
“Saat ini suara kami dihargai Rp500 ribu per pemilih oleh para Caleg,” kata salah satu pemilih, Senin (14/4/2014).
Tak hanya Rp500 ribu, namun menurut pria yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini mengaku, menjelang sore hari jumlah tawaran itu makin naik hingga Rp750 ribu per pemilih. “Awalnya hanya Rp500 ribu, tapi ada Caleg yang mampu membayar Rp750 ribu perpemilih,” katanya.
Ia mengaku, tidak menutup kemungkinan tawaran itu akan terus naik. Mengingat ada sejumlah Caleg di Dapil 2 yakni Aertembaga, Lembe Utara dan Lembeh Selatan yang cukup kuat dibidang finansial. “Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah dan tidak menutup kemungkinan hingga Rp1 juta per suara,” katanya.
Menanggapi transaksi jual beli suara jelang PSU di Kelurahan Batulubang, Ketua Panwas Kota Bitung, Robby Kambey mengaku sudah mendengar informasi tersebut. Dan ia telah melakukan antisipasi dengan cara mengerahkan petugas Panwascam dan Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL) di Lembah Utara dan Selatan untuk bertugas di Kelurahan Batulubang.
“Saat ini semua personil Panwascam dan PPL sudah ada disana melakukan pengawasan, dan hingga saat ini dari laporan belum ada bukti yang didapati adanya transaksi jual suara,” kata Kambey.
Menurutnya, ada 6 orang Panwascam dan 15 PPL di Pulau Lembeh sudah bertugas di seputaran Kelurahan Batulubang. Bahkan di hari H nanti, pihaknya akan ikut memantau karena potensi jual suara bisa terjadi akibat ada sebagain Caleg yang berbeda suara sedikit dan berpotensi mendapatkan kursi.
“Ada beberapa Caleg yang suaranya berbeda tipis sehingga berpotensi untuk melakukan praktek money politik dan ini sementara kami dicermati,” katanya.(abinenobm)