Dirut PDAM Minsel, Herry Tampi S.Sos
AMURANG—Proyek pemasangan pipa PDAM berbandrol Rp 6 miliar lebih tahun 2009 dipertanyakan. Pasalnya, proyek tahun 2009 tersebut belum juga selesai. Masakan, proyek berasal dari APBN belum juga tuntas. Akibatnya, konsumen yang jadi sasaran atas tidak maksimalnya pelayanan PDAM Minsel.
‘’Maka dari itu, sebagai konsumen PDAM Minsel meminta kejelasan pihak managemen PDAM soal masih belum maksimalnya pelayanan. Ingat, konsumen adalah raja. Maka dari itu, pihak managemen harus memperhatikan soal pelayanan. Sebab, kesabaran konsumen ada batasnya,’’ ujar Willem Baba Mononimbar, konsumen asal Ranoiapo ketika menghubungi beritamanado, Jumat (9/12) tadi.
Menurut Mononimbar lagi, ada indikasi kalau proyek pemasangan pipa baru dari Desa Pinaling hingga pusat kota Amurang sarat penyimpangan. Dengan demikian, ada dugaan kalau proyek PDAM berbandrol miliaran rupiah ada kongkalingkong.
‘’Jadi, kalau seperti ini, jelas-jelas yang rugi pelanggan. Masakan, kami tak bisa mendapat air bersih yang higienis. Masakan kami hanya disuplai dengan air berasal dari DAS Ranoyapo yang terus-menerus ba pece. Ini jelas bagi kami pelanggan bukan mau cari sehat. Namun, justru cari penyakit,’’ tegasnya.
Dengan demikian, dirinya meebut sebaiknya masalah ini harus diselidiki benar tidaknya proyek PDAM tahun anggaran 2009 mubasir. ‘’Polres Minsel dan Kejari Amurang diminta segera lidik proyek tersebut. Jangan diam dengan kasus ini,’’ sebut Baba yang juga Ketua LSM Barisan Muda Teguh Bersinar (BM Tenar) Minsel ini.
Sayangnya, Direktur PDAM Minsel, Herry Tampi, Ssos belum berhasil dikonfirmasi soal proyek pemasangan pipa baru dari Desa Pinaling-Amurang Timur. (ape)