AMURANG– Proyek penahan tebing di ruas jalan Trans Amurang-Touluaan, yang sekaligus milik Provinsi Sulut lebih khusus Dinas PU Sulut dipertanyakan warga. Pasalnya sejumlah penahan tebing yang kini masih dalam masa pemeliharaan sudah dalam keadaan memprihatinkan. Menariknya, kondisi tersebut justru dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan dan perbaikan.
“Lebih parah lagi ada satu titik penahan tebing yang sudah ambruk pada beberapa pekan lalu.Tapi hingga kini belum diperbaiki oleh pihak kontraktor. Parahnya lagi instansi teknis sepertinya cuek dengan kondisi penahan tebing tersebut,” ujar warga Kilometer Tiga, Teddy Ruasey saat menghubungi media ini Minggu (18/09) tadi.
Menurut Ruasey, pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak kontraktor lebih khusus pembangunan penahan tebing di sepanjang ruas jalan Provinsi Amurang-Touluaan. Informasi yang kami dapati, bahwa kuat dugaan pekerjaan ini tidak sesuai dengan mekanisme.
”Buktinya ada beberapa titik yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Bahkan satu titik lainnya ambruk dikarenakan fondasi yang asal jadi,” jelas Ruasey.
Menurutnya, pihak kontraktor dan instansi teknis harus proactive dan melakukan pengerjaan dengan baik dan itu harus diawasi oleh instansi teknis. Tapi sayangnya yang terjadi malah berbeda. Buktinya penahan tebing yang ambruk karena kondisi bangunan yang tidak sesuai dengan mekanisme tersebut dibiarkan alias terbengkalai.
“Selaku tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Amurang ini, meminta kepada Inspektorat Provinsi dan pihak penegak hukum untuk dapat melihat secara langsung pekerjaan yang dilakukan Dinas PU Provinsi ini. Karena selain diduga pekerjaanya tidak becus. Instansi teknis lepas tanggung jawab,” kata pria yang dikenal vokal ini.
Ditambahkannya, penahan tebing yang kondisinya sangat memprihatinkan ini. Herannya, sudah ambruk dibiarkan. Hal ini akan menimbulkan kurang percayanya masyarakat terhadap pemerintah. ”Yang pasti masyarakat Minsel beranggapan instansi teknis dan kontraktor tidak bertanggung jawab pada proyek ini,” tegasnya. (ape)