BeritaManado.com — Warga gereja dan masyarakat umum diimbau sedapat mungkin membatasi gaya hidup konsumerisme.
Sebaliknya, disarankan mengembangkan pola hidup secukupnya yang mengarus-utamakan laku hidup sederhana dan kesediaan untuk saling membantu antara sesama warga bangsa.
Demikian siaran pers Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang disampaikan Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, Senin (8/3/2022).
Menurut Jeirry Sumampow, saat ini negara masih mengelola dampak pandemi Covid-19 terhadap melemahnya kondisi ekonomi.
Selain itu, masyarakat diperhadapkan dengan situasi perang Ukrania yang berakibat pada melonjaknya harga energi dunia, terutama gas alam.
Menurut Jeirry, peningkatan harga energi berpengaruh langsung terhadap seluruh rantai pasokan yang menyebabkan harga berbagai barang ikut naik, seiring meningkatnya inflasi di banyak negara.
“Belanja konsumen yang melemah akibat Covid-19, semakin dilemahkan bila perang meluas,” terangnya.
Kata Jeirry, seminggu terakhir telah terjadi kenaikan tarif tol, elpiji, BBM, dan lainnya.
Kelangkaan barang dan kenaikan harga terjadi pada berbagai komoditi seperti minyak goreng, kedelai (tahu, tempe), daging sapi dan daging ayam.
Di tengah situasi ini, Presiden Jokowi telah menyerukan kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat menyikapi kemungkinan berkembangnya situasi ekonomi yang sulit.
“PGI mencermati sungguh-sungguh situasi sulit yang sedang berkembang dan berharap pemerintah segera melakukan intervensi untuk mengatasi kelangkaan bahan pokok dan kenaikan harga, guna memperkuat ketahanan masyarakat,” katanya.
Jeirry menambahkan, dalam solidaritas global, bersamaan dengan perayaan minggu-minggu pra-Paskah, PGI mendorong gereja-gereja anggota terus berdoa bagi mereka yang menderita akibat kebrutalan perang di Ukraina.
“Semoga perang segera dihentikan sehingga pemulihan dampak perang terhadap kemanusiaan dan lingkungan bisa segera digalakkan,” tandasnya.
(***/Alfrits Semen)