MANADO – Empat negara di Asia ternyata paling dominan dalam mengimport barang ke Sulawesi Utara yakni Vietnam, Singapura, Philipina dan Malaysia. Vietnam sendiri ternyata pengeksport beras terbesar di Sulut, itu dikarenakan pasokan beras dibutuhkan pihak bulog divre Sulut guna menambah ketahanan stok bahan kebutuhan pokok utama masyarakat. Ironis memang saat Sulut sendiri harus mengimport beras dari negara luar padahal Sulut dijuluki daerah lumbung beras.
Teddy Kumaat sendiri menilai, masalah import beras yang masuk ke Sulut perlu ditelusuri dan dikaji lebih jauh lagi, sebab pemenuhan beras bagi Sulut sendiri jika di lihat dari panen yang ada di daerah ini sudah mampu memenuhi kebutuhan seluruh rakyatnya.
“Ini mesti ada pengkajian lebih jauh sebab produksi beras di Sulut sendiri mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya, atau jangan-jangan karena kwalitas beras import lebih disukai sebab pengaruh rasanya mungkin, sehingga kegiatan importir beras dari luar negeri terus dilakukan,” terangnya.
Lanjut anggota komisi II DPRD Sulut ini, sekarang ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana program sentuh tanah yang dicanangkan pemerintah dapat diimplementasikan sehingga pemanfaatan lahan dapat dimaksimalkan agar hasilnya dapat dinikmati bersama.
“Pemerintah dalam menggalakkan sentuh tanah jangan hanya menyerukan saja tapi harus juga didorong kepada para petani sehingga lebih giat lagi dalam melaksanakan usaha mereka sehingga menghasilkan kebutuhan masyarakat Sulut, salah satu petani yang memproduksi padi, ini perlu peranan pemerintah sehingga para petani dapat menghasilkan kwalitas beras yang tidak kalah dengan kwalitas yang ada di luar negeri,” tukasnya. (is)