Tondano – Program bidik misi adalah bantuan berupa bea siswa bagi mahasiswa kurang mampu namun berprestasi. Keberadaan program ini akhir akhir ini mendapat sorotan para orang tua penerima bea siswa bidik misi ini.
Menurut pengakuan beberapa orang tua bahwa anak mereka seharusnya telah 3x menerima bea siswa namun apa daya saat pencairan dana tersebut tidak masuk ke rekening mahasiswa dan ternyata telah dialihkan kepada orang lain.
“So nda betul, so ada permainan orang dalam ini,” ungkap RW orang tua mahasiswa.
Saat hal ini dikonfirmasikan ke pihak UNIMA. Rektor UNIMA Philotheus Tuerah melalui Kabag Humas UNIMA Jonly Tendean menyampaikan bahwa penyampaian beberapa orang tua ini tidaklah benar sebab menurutnya sistem penerimaan program bidik misi ini telah ada aturannya dan aturannya berasal dari pusat.
“Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bidik misi ini kita alihkan kepada orang lain diantaranya yang bersangkutan menikah ini berarti dianggap sudah mampu, juga nilai IP yang tidak boleh dibawah 2,75 atau bahkan karena yang bersangkutan tidak melapor atau registrasi ulang pada setiap semester dan hal ini wajib dilakukan oleh penerima bea siswa bidik misi,” tutur Jonly Tendean yang juga telah dipercaya merangkap Kabag Pendidikan Fakultas Tekhnik UNIMA.
Ditambahkannya, pihak UNIMA sangat berharap siswa miskin berprestasi penerima bantuan ini dapat memanfaatkan dana yang ada sebaik baiknya yang disediakan untuk 8 semester.
Seperti diketahui beberapa waktu yang lalu saat Dirjen Dikti datang berkunjung ke UNIMA sempat berdialog dengan para penerima bantuan bea siswa ini dan bahkan pihak UNIMA mendapat pujian karena penerima program ini benar benar tepat sasaran dan dinilai berhasil. (**/jerrypalohoon)