Manado – Dengan maraknya kasus pelecehan seksual anak dibawah umur, maka para akademisi mulai menyoroti akan kasus pelecehan seksual yang dilakukan anak dibawah umur.
Bahkan yang terbaru seorang gadis diperkosa dan kemaluannya di sodok dengan sebatang kayu.
Sementara itu, Prof ABG Rattu mengatakan bahwa, pendidikan sudah memasuki masa peralihan yaitu anak-anak sudah harus diberikan pendidikan seksual sejak dini.
“Konsep pendidikan seksual sejak dini memang kelihatanya tabu untuk diterapkan di negara ini, jika melihat adat istiadat dari bangsa kita. Namun melihat berbagai kasus pelecehan yang melibatkan anak dibawah umur, sudah sepantasnya sistem pendidikan Indonesia menerapkan pendidikan seks dari kelas 6 SD,”ucapnya.
Rattu juga menjelaskan bahwa, dalam pendidikan seks anak akan diberikan pemahaman tentang waktu yang tepat menjalin ikatan serta pentingnya menjaga kesucian diusia remaja. Dan hal ini perlu segera dilakukan.
“Pihak Kementerian Pendidikan sementara mengodok kurikulum seks. Dan seluruh kaum akademisi mendukung agar kurikulum tentang seks diberlakukan agar memberikan pengertian kepada anak, bahwa seks itu sebenarnya baik, tapi diwaktu yang tepat, dengan pasangan yang sudah diteguhkan didalam pernikahan,”jelasnya.
Rattu pun, sangat menyesali bahwa kasus pelecehan seksual dilakukan anak dibawah umur setelah meneguk minuman beralkohol (Miras).
“Untuk itu diharapakan, kepada orang tua agar selalu memperhatikan anak mereka dan terus menasehati anak terutama memberikan pengertian kepada mereka tentang bahayanya minuman beralkohol,“tandasnya. (Risat)