Manado – Sebagai langkah awal dalam menjalankan program kerja di tahun 2016, Sulut Political Institute (SPI), Sulawesi Utara (Sulut), mengadakan diskusi terbatas yang mengangkat tema Peran Bank Dan Pemerintah Dalam Menjamin Kestabilan Kualitas Rupiah Di Tahun 2016.
Pembawa materi diskusi ini adalah staf ahli Gubernur bidang ekonomi dan keuangan Rudy Roring, dan Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sulut A. Yusnang serta Eynstein Ganggali SE Bcom selaku Direktur Ekonomi Politik SPI Sulut, dan menjadi moderator yaitu Efan Runtukahu SIP selaku Direktur Administrasi Umum SPI.
Beberapa Lsm dan mahasiswa Unsrat serta media-media lokal di kota Manado juga mengambil bagian dalam diskusi ini.
Dalam kajiannya, diskusi ini melahirkan bebera pemikiran berupa cara memberantas tingginya angka inflasi di Sulut, serta anjloknya nilai tukar di Indonesia sendiri.
Menurut Rudy Roring bahwa untuk meningkatkan nilai tukar dan penguatan rupiah di butuhkan kerjasama antara pelaku ekonomi dan peningkatan produk lokal.
Sementara itu menurut A Yusnang mengatakan bahwa untuk mendorong kestabilan nilai tukar rupiah maka ada 3 langkah yang di butuhkan, yang pertama mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha, yang kedua mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional, yang ketiga meningkatkan investasi di sektor properti.
Lebih lanjut di tambahkan A Yusnang, bahwa memang ada beberapa kendala dalam melakukan ke tiga program ini, berupa lemahnya sumber daya manusia (SDM), serta kemampuan tenaga kerja yang masih di bawah rata-rata juga ketidakpastian investor dalam melakukan investasi di Manado juga menjadi kendala.
“Keraguan investor ini biasanya dipicu belum siapnya Manado dalam menyiapkan pasar bebas yang akan segera berlangsung,” ujarnya. (tr-01/risat)