Jakarta, BeritaManado.com – Pendeta Gilbert Lumoindong kekinian harus berurusan dengan hukum akibat khotbahnya yang diduga berbau penistaan agama.
Melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, Polda Metro Jaya pun mengungkap bahwa Farhat Abbas merupakan pihak yang melaporkan Pendeta Gilbert Lumoindong atas kasus tersebut.
Laporan tersebut kekinian sementara didalami penyidik Subdit Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).
“Pelapornya atas nama Farhat Abbas,” ungkap Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Kamis (18/4/2024).
Menurutnya, pemeriksaan terhadap sejumlah saksi akan dilakukan dalam waktu dekat ini, selain pendalaman terhadap bukti-bukti.
“Pendalaman barang bukti yang beredar di media, maupun melakukan pengecekan terhadap tempat ibadah,” katanya.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkap bahwa Pendeta Gilbert dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama, Selasa (16/4/2024) lalu.
Namun pada saat itu, Ade Ary belum menyebutkan pihak yang melaporkannya.
Adapun laporan ini dilayangkan buntut daripada pernyataan Pendeta Gilbert yang menyentil soal zakat dan salat umat Islam.
“Laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama,” kata Ade Ary kepada wartawan, Rabu (17/4/2024).
Pendeta Gilbert Minta Maaf
Adapun Pendeta Gilbert telah menyampaikan permohonan maaf atas ucapannya yang dinilai telah menistakan agama Islam.
Permintaan maaf ini disampaikannya di hadapan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 yang juga selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, Senin (15/4/24).
Tak hanya meminta maaf, Pendeta Gilbert juga menyampaikan penyesalan atas pernyataannya yang telah menimbulkan kegaduhan.
“Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada,” tutur Pendeta Gilbert.
Dirinya telah mengklarifikasi bahwa tidak ada niat untuk menghina umat Islam.
Pendeta Gilbert mengklaim bahwa video ceramah yang beredar di media sosial telah dipotong dan diedit sedemikian rupa oleh orang yang tidak bertanggung jawab hingga viral.
Dia mengaku bahwa ceramah tersebut adalah bentuk autokritik untuk umat Kristiani yang diberikan kemudahan dalam beribadah.
Ceramah tersebut, kata dia, hanya untuk kalangan internal jemaahnya saja.
Walau demikian, atas kegaduhan yang telah disebabkannya, dirinya tetap berbesar hati menyatakan penyesalannya dan memohon maaf.
Bagi dia, menjunjung persatuan yang ada di Indonesia adalah hal yang utama.
“Sekali lagi saya minta maaf atas kegaduhan ini, tapi percayalah kebersamaan Indonesia selalu ada di hati saya dan di hati saya selalu ada persatuan karena dasar khotbahnya kalau didengar hari itu, itu justru tentang kasih, kasihlah sesamamu,” tambahnya.
(jenlywenur)