Oleh : Drs. Darmo Paputungan
“Pemkab Bolmong Harus Lebih Jeli dengan Memanfaatkan Kondisi Objektif Sekarang Ini”
1.Spirit Masyarakat Gorontalo
Masyarakat Bolaang Mongondow Raya mungkin harus mengakui kehandalan orang Gorontalo yang pada waktu itu masih menyatu di dalam Provinsi Sulawesi Utara lalu tiba-tiba berupaya memisahkan diri dan ingin membentuk daerah sendiri secara otonom dan ternyata berhasil. Bisa dibayangkan itu terjadi sebelum ada Undang-undang Otonomi Daerah, maka bisa secara cerdas memikirkan dan bersungguh-sungguh memperjuangkannya sehingga Provinsi Gorontalo terwujud. Bukan itu saja Pemerintah Provinsi Gorontalo yang waktu itu dipimpin Ir. Fadel Mohamad berupaya mengisi dengan berbagai pembangunan yang terasa masih ketinggalan terutama bidang infrastruktur jalan, pelabuhan dan lain-lain, dan berupaya meningkatkan produktifitas masyarakat serta kualitas SDM. Hasilnya Provinsi Gorontalo sekarang mampu bersaing dan tidak bisa dianggap remeh oleh daerah lain.
Banyak faktor yang merupakan pemicu cepat terbentuknya Provinsi Gorontalo, tetapi yang paling penting adalah tekad bulat,persatuan yang solid dan upaya yang sungguh-sungguh.
Faktor-faktor tersebut timbul karena dilatar belakangi keinginan masyarakat Gorontalo ingin segera megurus dirinya sendiri secara otonom agar dapat secara cepat memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Mereka berpendapat jika manajemen daerah dipegang sendiri maka pengambilan keputusan (decision making) berada ditangan sendiri sehingga lebih fokus untuk kepentingan daerah sendiri.
2. Dimana Tanggung Jawab Masyarakat Bolmong Raya
Undang-undang Otonomi daerah Tahun 2000 yang berarti sudah lebih dari 10 tahun dan pengalaman yang sudah ditunjukkan oleh Gorontalo agaknya belum cukup memberikan inspirasi dan semangat bagi masyarakat Bolmong Raya untuk segera membentuk Provinsi sendiri.
Faktor-faktor pemicu seperti tekad dan persatuan masyarakat sudah terlihat sejak lama, kecuali yang sekarang belum terlihat adalah kemampuan mengorgainsir padahal pengorganisasian yang baik akan mampu mengakomodir tekad yang bulat dan persatuan seluruh komponen masyarakat Bolmong Raya dimanapun berada.
Beberapa langkah pengorganisasian dalam rangka pembentukan Provinsi Bolmong Raya sudah dilakukan namun belum maksimal. Terakhir melalui seminar yang dilaksanakan oleh Pemkot Kotamobagu justru tidak dihadiri oleh 4 (empat) Kepala Daerah lainnya. Selain itu pula dari pemberitaan Harian Radar Totabuan, Senin 12 Maret 2012 terlihat belum seragam dan belum menyatunya sikap dari ke-5 (lima) pemimpin daerah di Bolmong Raya. Pengorganisasian yang baik harus mampu mempersatukan berbagai potensi yang ada, mulai dari Sumber Daya Manusia terutama Pimpinan ke-5 (lima) daerah termasuk DPR serta semua lapisan masyarakat, potensi dana dan intelektualitas/kemampuan personil orang-orang yang direkrut dalam organisasi apakah itu Tim, Panitia, Forum dan lain-lain. Ukuran baik tidaknya organisasi itu adalah kemampuan menyelesaikan semua tahapan pemekaran sampai dengan terbentuknya Proninsi,. Salah satu hambatan yang biasanya timbul adalah adanya ego sektoral di daerah itu dan antar daerah di Bolmong raya. Masyarakat berharap agar ego sektoral sementara diabaikan dulu dengan lebih mengutamakan kebersamaan, persatuan dan kesepahaman semua lapisa masyarakat dan 5 pimpinan daerah.
3. Peran Bidang Ekonomi Sebagai Perekat
Daerah Bolmong Raya mempunyai kondisi objektif antara lain :
1. Memiliki sumber daya alam meliputi pertanian, pertambangan, pariwisata dan lain-lain.
2. Luas daerah/wilayah Bolmong Raya merupakan 54% dari luas Sulawesi Utara.
3. Sebagian besar wilayah Bolmong Raya berada dibibir pasifik (Pasific Rim) yang dilalui lalu lintas perdagangan dunia serta dilalui jalur jalan Trans Sulawesi. Dalam konteks pembangunan ekonomi,m ke-5 (lima) daerah di Bolmong Raya saling terkait secara geografis.
4. Daerah di Bolong Raya sampai sekarang masih menghasilkan komoditas primer yang mudah rusak. Lebih parah lagi masih menghadapi masalah inefisiensi perdagangan yang relatif tidak menguntungkan petani, nelayan dan sektor lain. Marjin kecil yang diperoleh petani dan nelayan sekarang ini tidak cukup kuat mendorong produktifitas masyarakat terlebih untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi ini Kabupaten Bolaang Mongondow harus mampu memperlihatkan perannya yakni harus lebih cepat dan jeli memanfaatkan kondisi objektif tersebut diatas terutama harus segera meningkatkan infrastruktur dan sarana lain yang nantinya akan berperan sangat besar dalam perjalanan barang dan uang (flow of goods dan flow of money) yang justru sangat diharapkan bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bolmong Raya. Untuk itu pembangunan ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow harus memanfaatkan Bolmong Raya sebagai satu kesatuan ekonomi ditambah dengan wilayah hinterland antara lain Minsel (Modoinding dan lain-lain), Kabupaten Bolaang Mongondow memerlukan suatu perencanaan yang baik, terpadu, lintas sektor dan lintas daerah dalam rangka mewujudkan Bolmong Raya sebagai suatu kesatuan/kekuatan ekonomi dan dalam rangka mewujudkan Provinsi Bolmong Raya.
Hidup Totabuan !
(Penulis adalah sarjana Ekonomi Fekon UNSRAT, peserta program perencanaan UI Jakarta dan Mantan Kadis Perindag Bolmong)