Bitung, BeritaManado.com – Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Pemkot Bitung merilis data dampak Program Sehari Tanpa Kendaraan Bermotor ke Kantor oleh ASN dan THL Pemkot Bitung, Kamis (4/8/2022) lalu.
Kendati baru tahap uji coba, namun menurut Kepala Bagian SDA Pemkot Bitung, Nikki Kondo, dampak yang dirasakan dari program itu tidak hanya terhadap lingkungan tapi juga ke ekonomi masyarakat.
Menurut Nikki, dampak pertama yang dirasakan dari Program Sehari Tanpa Kendaraan Bermotor ke Kantor oleh ASN dan THL Pemkot Bitung adalah penghematan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ia merincikan, jumlah ASN ada 2.773 orang, jumlah PPPK ada 111 orang, jumlah THL ada 2.345 orang dengan total 5.229 orang. Dari total itu, estimasi ASN, PPPK dan THL yang memiliki kendaraan pribadi sebantak 75% atau 3.922.
“Estimasi jumlah mobil 25% dari total kendaraan 980 unit, estimasi jumlah motor 75% dari total kendaraan 2.941 unit,” kata Nikki, Miggu (7/8/2022).
Sedangkan untuk kendaraan dinas roda empat sebanyak 273 unit, jumlah kendaraan dinas roda dua sebanyak 625 unit. Estimasi jumlah kendaraan roda empat ada 1.253 unit, estimasi jumlah kendaraan roda dua sebanyak 3.566 unit dan estimasi total kendaraan sebanyak 4.820 unit.
“Dari jumlah itu, estimasi rata-rata penggunaan BBM mobil/hari 5.014 liter dan estimasi rata-rata penggunaan BBM sepeda motor/hari 3.566 liter. Dengan demikian estimasi penghematan penggunaan BBM sebanyak 8.580 liter dan estimasi penghematan biaya BBM dengan asumsi pertalite sebesar Rp 65.637478,” katanya.
Tidak hanya itu, dari Program Sehari Tanpa Kendaraan Bermotor ke Kantor, lanjut Nikki, ASN, PPPK dan THL Pemkot Bitung berhasil melakukan penghematan dalam jumlah liter -/+ setara degan satu tanki atau 8 KL per hari.
“Dari sisi biaya, ASN, PPPK dan THL Pemkot Bitung tanpa sadar telah menshare ke transport umum sekitar Rp 65jutaan/hari. Jadi manfaat yang kita dapatkan dari program ini selain manfaat sosial, lingkungan dan kesehatan juga dapat dirasakan langsung oleh para pekerja/pengelola angkutan umum dan masyarakat pada umumnya karena berkurangnya emisi gas buang dari kendaraan bermotor,” jelasnya.
Selain itu, Nikki juga menyampaikan soal upaya Pemkot mengurangi buangan emisi gas lewat Program Sehari Tanpa Kendaraan Bermotor ke Kantor. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.
Komposisi gas buang kata dia, adalah sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
“Dampak negative/kerugian yang ditimbulkan dari emisi gas buang adalah pemicu hipertensi, penyebab iritasi mata, penurunan kecerdasan otak, mengganggu perkembangan mental anak, tenggorokan gatal dan batuk-batuk, mengurangi fungsi reproduksi laki-laki,” katanya.
Strategi untuk mengurangi emisi gas buang adalah dengan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor dan Pemkot Bitung akang terus mensosialisasikan terkait bebas kendaraan bagi ASN, PPPK dan THL di jajaran Pemkot Bitung.
“Kami mohon dukungan semua pihak agar upaya mengurangi gas imisi ini mampu terwujud demi kualitas udara di Kota Bitung serta merangsan pertumbuhan ekonomi di bidang trasportasi,” katanya.
(***/abinenobm)