Manado, BeritaManado.com – Kualitas Pemilu 2024 yang lebih baik tentu menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia.
Begitu kata Dosen dan Peneliti Isu-isu Kepemiluan, Ferry Daud Liando.
Menurut Ferry Liando, nilai pemilu bukan hanya diukur dengan kualitas teknis, tapi juga adalah kredibilitas calon-calon yang akan terpilih.
Ferry menegaskan, secara teknis pada Pemilu 2019 masih ditandai oleh proses tidak membanggakan.
Dikatakan, sebagian calon masih mengandalkan kekuatan uang dalam mendapatkan suara.
“Banyak ASN terlibat tim sukses meski dilarang. Kampanye tidak efektif serta belum banyak figur-figur potensial yang terpilih akibat kalah taktik permianan politik uang,” ujar Ferry kepada BeritaManado.com, Selasa (3/1/2023).
Ferry turut menjelaskan perihal Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2024.
IKP itu, lanjut Ferry, dibuat dengan mengukur empat dimensi kerawanan, yakni penyelenggaraan pemilu, konteks sosial politik, kontestasi, dan partisipasi politik.
Pengukuran dilakukan dengan mengolah data yang bersumber dari pemberitaan media, keterangan aparat keamanan, KPU, Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat serta kesiapan dan kemampuan penyelenggara pemilu.
“Bawaslu RI baru saja mempublikasi riset terkait IKP 2024. Itu merupakan potensi gangguan dan hambatan penyelenggaraan Pemilu 2024 . DKI Jakarta dan Sulawesi Utara tercatat sebagai provinsi paling rawan,” tegasnya.
Ferry berpesan agar IKP tersebut perlu diwasapadai.
Caranya mempekuat kelembaggaan penyelenggara dengan mencegah agar tidak terjadi konflik dalam organisasasi.
Berikut perkuat relasi dengan sekretariat.
“Hindari loyalitas ganda terutama ormas yang mendukung saat pemilihan penyelenggara serta perkuat kapasitas dan integritas,” tandasnya.
(Alfrits Semen)