Minahasa, BeritaManado.com – Pemilihan Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM yang berlangsung di Gedung Wale ne Tou Tondano, Kabupaten Minahasa, Jumat (25/3/2021) banjir interupsi.
Para perwakilan wilayah melakukan protes terkait aturan bahwa calon ketua wajib mengikuti Training of Trainer (ToT) dan dibuktikan dengan sertifikat ToT.
ToT yang dimaksud yaitu pelatihan para nominator KPRS GMIM yang dilaksanakan di Citra Land Manado pada 18-20 Maret 2022.
Alhasil, dari 39 nama nominator, sejumlah nama ikut gugur, diantaranya, nominator nomor 1 Pnt Joune Ganda, peraih dukungan terbanyak yaitu 829 jemaat.
Pantauan BeritaManado.com dari live streaming Konsultasi Pemilihan Komisi Pelayanan Remaja Sinode GMiM Periode 2022-2027, banjir interupsi awalnya coba direda pimpinan sidang Pdt Christian Luwuk.
Menurutnya, panitia tetap konsisten mengikuti aturan bahwa Calon Ketua KPRS wajib memiliki sertifikat ToT.
“Kami konsisten dengan aturan yang ada, aturan tidak bisa ditawar. Kami panitia berjalan sesuai aturan. Dan saya yakin kita semua mulai dari pemilihan di jemaat berjalan sesuai aturan tanpa mengabaikan dan meniadakan kenyataan dan pengalaman yang terjadi dalam perjalanan pelayanan ini,” ujarnya.
Pdt Christian Luwuk sebagai pimpinan sidang kemudian melanjutkan tahapan pemilihan dengan mensosialisasikan cara menggunakan e-vote pada pemilihan nanti.
Dan meminta dari 39 nominator calon Ketua KPRS yang mengantongi sertifikat ToT bisa berdiri untuk didata dan namanya masuk dalam mesin e-vote.
Namun lagi-lagi banjir interupsi terjadi.
Seorang perwakilan jemaat ketika diberi waktu 1 menit untuk memberi masukan, mengatakan, ke-39 nominator jika terpilih nanti, statusnya tetap calon ketua sampai ia dilantik sehingga usai Pemilihan, ToT bagi para calon masih bisa dilaksanakan.
“Siapapun yang terpilih, statusnya tetap calon Ketua KPRS sebelum dilantik. Setelah dilakukan pemilihan, dia diberikan ruang untuk ikut ToT,” ujarnya.
Ada juga sejumlah peserta ingin memberi sanggahan, namun panitia kembali lanjut dengan tahapan dan kembali menyeleksi siapa saja calon ketua KPRS yang memiliki sertifikat ToT.
Alhasil, para perwakilan wilayah mulai tak beraturan untuk protes di depan meja pimpinan sidang.
Kericuhan tetap terjadi meski tim pengaman sudah mengarahkan para peserta untuk kembali duduk.
Melihat situasi tersebut, pimpinan sidang kemudian memutuskan untuk menskors sidang hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Sementara live streaming Pemilihan KPRS GMIM langsung dimatikan.
(Finda Muhtar)