Langowan, BeritaManado.com — Persembahan natura dalam lingkungan Gereja Katolik St. Petrus Langowan sudah menjadi tradisi turun temurun yang telah melewati masa pelayanan para pastor baik yang berkebangsaan Belanda maupun Indonesia.
Namun ternyata, hal yang unik dari tradisi ini yaitu bahwa sang pelopor berlakunya persempahan natura dalam rangkaian perayaan ekaristi di gereja adalah dari kalangan umat awam Paroki St. Petrus Langowan sendiri.
Orang yang dimaksud adalah almarhum William Paul Alow, lelaki kelahiran Desa Tounelet 28 Juni 1925 silam yang beristerikan Anna Maria Tambuwun atau yang saat ini lebih akrab dengan panggilan Oma Nona.
Kepada BeritaManado.com, Senin (12/11/2018) pagi, Oma Nona mengungkapkan bahwa pada masa pelayanan Pastor L.C. Hochstenbach MSC, sang suami sudah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban tugas sebagai Guru Jemaat.
Seiring waktu berjalan, sampailah pada suatu saat dimana Pastor Hochstenbach mengatakan kepada Guru Jemaat yang biasa disapa Om Paul untuk membuatsebuah terobosan dalam liturgy gereja khususnya pada bagian persembahan.
“Mulanya ide itu datang dari Pastor Hochstenbach dan realisasinya dilaksanakan oleh suami saya. Pada masa pelayanan Pastor Hochstenbach sejak tahun 1969-1983, persembahan natura mulai diberlakukan di gereja,” kata Oma Nona.
Ditambahkannya, persembahan natura itu diambil dari hasil bumi berupa pisang, ubi, beras dan lain sebagainya yang disatukan dengan iring-iringan persembahan roti dan anggur.
Kini persembahan natura selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam liturgy gereja khususnya pada perayaan khusus seperti Natal, Tahun Baru, Paskah, Pesta Pelindung, Komuni Pertama, Krisma dan sebagainya.
(Frangki Wullur)